Entah aku ini munafik atau apa. Aku mengagumi sosokmu, aku menyukaimu. Tapi begitu banyak celaan yang kuungkapkan tentangmu bersama kawan-kawanku. Seolah-olah kau adalah bahan candaan terbaik yang kami miliki. Mengatakan tentang betapa merananya aku jika suatu saat nanti harus bersamamu. Selalu. Bahkan sampai orang lain menilai aku memusuhimu.
Padahal, bukankah dalam hati aku membayangkan itu semua? Mengamini segala imajinasi kehidupan kita.
Pagi ini, aku melihatmu di depan kelas. Menjelaskan berbagai macam hal tentang penyelamatan hidup seseorang. Tapi mereka, teman-temanku, menertawakanmu. Dan lebih bodohnya, aku pun ikut tertawa. Aku tak tahu apa yang kupikirkan. Mencari perhatian? Untuk membuatmu melihat ke arahku? dan berbicara padaku?
Ternyata memang itu yang aku inginkan. Dan aku mendapatkannya.
Kau memarahiku. Kau memarahiku karena sikapku. Kau sungguh marah padaku. Saat itulah aku terdiam. Segala tawa dan canda yang kulepaskan sebelumnya, seperi menguap bersama dengan datangnya penyesalan.
Aku menyukaimu, bukankah seharusnya aku menghargaimu?
Aku mengagumimu, bukankah seharusnya menghormaimu?
Aku bodoh sata iu. Dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi kalau kami sampai bertemu. Kau orang baik mungkin, dan aku tidak. Jika apa yang sering kulakukan terhadapmu ini buruk, bisakah kau menerimaku?
Thursday, January 10, 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment