Selamat datang cinta, you are the topic today ...
Hmm, bicara soal cinta (kalau d-bagindaz nulisnya C.I.N.T.A), siapa sih yang nggak tahu? Manusia buta, tuli, sekaligus bisu pun, pasti mengetahui perasaan itu. Walaupun tidak bisa melafadzkannya.
Katika ada pertanyaan,
apakah cinta itu?
c'est quoi l'amour?
what is love?
qué es el amor?
Ai to wa nanidesu ka?
was ist Liebe?
opo iku tresna?
Apayang akan keluar dari mulut kita?
Pertama-tama saya mungkin akan tertawa. Karena itu adalah pertanyaan yang sangat klasik, yang bahkan pithecanthropus erectus saja tahu. Masalahnya, belum ada satu definisi pun yang bisa dijadikan jawaban paten mengenai pengertian cinta. Banyak sekali pemikiran-pemikiran yang kadang-kadang sangat saling bertolak belakang. "Cinta itu gila", "cinta itu surga dunia", "cinta itu tai", "cinta itu perasaan saling menyayangi saat suka dan duka dimana tidak akan pernah hilang sampai ajal menjemput dan memisahkan pasangan yang ... bla bla bla"
Semua mendeskripsikan apa itu cinta dari sudut pandangnya sendiri. Begitu pula proses percintaan itu. Subyektif. Tergantung penikmatnya. Seseorang yang luas pemikirannya, akan menganggap diputus pacar adalah sebuah pelajaran, dimana dia diminta untuk sabar dan siap untuk bangkit setelah jatuh. Tapi untuk orang yang sempit pemikirannya, pacar selingkuh saja sudah mau bunuh diri. Apa itu??
Si A menyetir dirinya untuk menjauhi cinta, untuk tidak jatuh cinta. Dia mencela orang lain yang jelas-jelas menikmatinya. Sebenarnya bukan cinta yang salah, tapi dia! Dia yang menanmkan dalam pikirannya bahwa cinta itu rumit, menyakitkan, penuh kebohongan. Karena mungkin memang itu yang ia lihat disekitarnya saat itu. Tapi itulah, pemikirannya sempit. Ia tidak mengizinkan sisi positif cinta memasuki jiwa dan pikirannya. Seolah seluruh ruang diisi oleh keburukan-keburukan cinta.
Si B berbeda, walaupun ia sering terluka oleh cinta, ia tidak membatasi dirinya tentang kebaikan-kebaikan cinta. Ia percaya, ketika ada senang, pasti ada sedih. Dibalik rasa sakit dikhianati, ada rasa bangga karena dipahami. Satu senyum saja, bagi orang seperti si B, sudah merupakan kebahagiaan.
Jadi kalau dipikir-pikir, kenapa begitu banyak orang mengatakan cinta itu tai, karena proses perjalanan cinta yang pernah mereka lihat atau jalani sudah salah. Kalau tidak segera memperbaiki persepsi, bisa-bisa akan muncul sindrom LOVEPHOBIA dimana-mana. Berkurang lagi jumlah manusia yang bisa dipacari (modus).
Tapi guys, kalian boleh sekarang mengatakan cinta itu tidak penting. Tapi camkan dalam diri kita, kalau cinta itu tidak penting dan tidak perlu ada, "mengapa Tuhan masih membiarkan kita hidup?" "bagaimana bisa kita terlahir tanpa cinta dari orang tua? "dan bayangkan apa yang bisa terjadi jika tak ada cinta di bumi."
so come on,
if you failed in love, try again !
if you fall down, snap out of it !
if you worried, believe that you'll always find your way back home
and if you aren't believing in LOVE,
please believe !