Beberapa menit yang lalu, baruuu saja, aku teringat akan sesuatu. Atau lebih tepatnya, seseorang. Jika ditanya siapa, bisa dibilang dia adalah gebetan yang sebenarnya aku harapkan menjadi pacar. Tapi takdir berkata lain. Huhu... Sosoknya terlintas setelah aku mendengar sebuah lagu dari Regina Spektor yang judulnya The Call. Itu lagu soundtrack film keren, Narnia.
Well, sedikit membuka luka lama memang, tapi aku senang, aku tidak kehilangan kenangan itu. Kebanyakan orang mungkin akan menyangkal jika tiba-tiba teringat sosok dari masa lalunya. Tapi kalau menurutku, justru itu tidak bagus. Jangan menghilangkan kenangan, tidak memikirkannya, baru tidak apa-apa.
Setiap orang berhak memiliki 3 fase dalam kehidupan. Lalu, sekarang, dan nanti. Saat ini, kita sedang menjalani masa yang kedua. Right? Dan, sebelumnya, kita punya banyak hal dibelakang. Di masa lalu. Kalau orang bertanya, pentingkah peristiwa-peristiwa di masa lalu? Hahaha, kalau tidak penting, untuk apa ada pelajaran sejarah? Mana muncul teori evolusi Darwin? Asal usul kita, ya di masa lalu. Siapa kita sekarang, atau nanti, tergantung apa yang kita lakukan sebelumnya.
Saat kita merasa perlu membuka lembaran baru untuk kehidupan kita, semisal setelah terjadi peristiwa buruk, bukan berarti kita harus menghapus dan menghilangkan lembar-lembar sebelumnya. Bukan pula kita harus menyimpan lembaran itu dengan bersumpah tidak akan menyentuhnya sampai kapanpun. Cukup tindihi dengan lembaran baru, dan sesekali bukalah untuk mencari pelajaran. Biarkan lembaran-lembaran itu tetap menyatu dalam dalam satu buku. Yakni Kehidupan. Sampai nanti, lembaran buku itu habis. Dan kita berpindah ke kehidupan selanjutnya, dengan membawa buku baru.
Jika mengaitkan dengan postingan sebelumnya tentang cinta, cukup banyak kasusnya. Kita putus, lalu bersusah payah membuang kenangan tentang mantan. Buang boneka, hapus nomer HP, block akun jejaring sosial, sampai membakar foto-foto saat masih bersama.
What is that for? Apa tujuannya?
Mencegah supaya bayang-bayang mantan tidak muncul kembali? Mempermudah melupakannya?
Kita bakar orangnya sekalipun (untuk yang ini hanya hiperbolis), kita tidak akan bisa menghilangkan dia dari hidupmu. Semua sudah tertulis di buku Kehidupan. Dan angin bisa kapan saja membalik kembali kenangan-kenangan itu, pada orang amnesia sekalipun. Why? Karena Tuhan ingin menunjukkan, ada hal berharga disana. Ada hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi pada hidup kita.
Aku bukan membela diri. Karena sebenarnya, sampai sekarang pun aku masih memiliki seseorang yang tidak bisa terlupakan. Awalnya mungkin aku akan berusaha menampik. Tapi lama-kelamaan aku tahu itu percuma. Sangat tidak berguna.
Jika kita bisa lebih bijaksana, ayo pikirkan, kenangan itu tidak selalu menyedihkan bukan? Bisa menghibur juga malah. Atau, untuk orang yang oportunistik, masa lalu bisa dijadikan nominal uang. Lewat lagu, buku, atau motivasi.
Jangan takut membuka lembaran lama, tidak akan mengubahmu menjadi zombie, tentu saja xD Well, anggap saja ada uang terselip di sela-sela lembaran itu. Suka atau tidak, kita pasti ingin mengambilnya. Dan sengaja ataupun tidak, kita akan berhadapan dengan masa lalu.
Andai kita mau berpikir positif, mungkin akan muncul rasa lega, karena kita mampu melalui masa-masa sulit. Akan muncul rasa bangga dengan langkah-langkah baik yang telah kita ambil. Serta rasa syukur, atas kesempatan untuk sadar, dan mengevaluasi diri kita, untuk lembar masa depan nanti.*
The end of March, 21.55 p.m
0 komentar:
Post a Comment