Jalur masuk pertama, gagal
Jalur kedua, gagal
Jalur ketiga? Tengah diharapkan.
Pada mereka yang telah mengalami banyak penolakan, entah bagaimana mereka menghadapinya. Aku kagum. Aku salut. Aku berdiri dan mengangkat tangan.
Aku, dua tahun yang lalu, beruntung tidak perlu merasakan tekanan mental seperti mereka. Aku, langsung lolos pada jalur pertama. Yang kurasakan, tanpa kesulitan berarti. Orang tuaku senang, mungkin sedikit bangga.
Aku tidak peduli pada mereka yang map-mapnya terbuang. Sungguh, aku keliru.
Lalu saat ini, ketika kulihat begitu banyak orang yang tidak mendapat kesempatan itu. Ketika kulihat orang-orang tua yang lesu melihat anaknya membawa kabar buruk dari warung internet, ketika seorang anak mengecek terus menerus pengumuman berharap dia melewatkan namanya atau ada tapi belum ditemukan, ketika ada keluarga sendiri hanya bisa menangis dan memerlukan pelukan, aku pun terbangun.
Aku mendapat kesempatan indah ini, mereka belum. Bahkan mungkin tidak ! Mereka ingin posisiku, mereka ingin menjadi orang yang 'berpengetahuan', mereka ingin mengubah dunia !
Sayangnya ...
Coba kita lihat golongan lain.
Bapak-ibu renta tengah tersenyum melihat sang anak kebingungan mempersiapkan perlengkapan OSPEK. Mereka bangga. Walau harus rela menjual sapi satu-satunya untuk membayar biaya menuntut ilmu. Walau harus mengutang ke sanak saudara. Mereka berani ! Semua untuk pengetahuan, semua untuk hidup yang lebih baik.
Di sudut lain, ada seorang pengusaha yang berkata pada anaknya "Tenang, Papa sudah atur semuanya. Kamu pasti diterima!" Kau tahukan apa maksudnya? Yaa, lewat jalan belakang untuk membangun dunia. Atau mungkin maksudnya, untuk menjatuhkan dunia.
Kesempatan memang tidak dimiliki semua orang, saat ini. tidak semua orang mampu pula untuk membuatnya, saat ini. Apalagi jika dihadapkan pada uang dan gemerlapan dunia. Niat dan tekad bisa turun ke titik terendah. Tapi tidak esok hari. Tidak esok lusa. Dalam setiap sudut kehidupan, dalam sepanjang jalan kehidupan, tersembunyi kesempatan-kesempatan yang dapat dicari dan ditemukan.
Perihal harta, Tuhan tahu, dan tak akan menjadikannya penghalang bagimu untuk berhasil. Bagaimanapun, dimanapun, dan kapanpun itu akan terjadi, jangan ditanya. Melangkahlah ! Tapi jangan berlari, karena kau bisa saja melewatkan satu kesempatan besar di balik semak belukar itu. Besarkan jiwamu, ungkapkan pada Tuhan, dan Ia akan memberikanmu kesempatan itu dengan cara sebaik-baiknya.
Salam :)
0 komentar:
Post a Comment