Hello dunia s'lamat malam minggu
beri malam yang tak terlupakan
menyentuhmu dengan kata indah
wangi aroma intim berdua ...
Aku menyanyikan lagu Ada Band tadi bukan berarti aku baru melewati momen intim dengan seseorang loh. Hanya saja, Iya, sekarang memang malam minggu. Malam berkah untuk yang berpasangan, dan malam keramat untuk yang lajang. Tapi tidak. Kita tidak akan membahas tentang malam minggu. Aku hanya ingin berbagi sesuatu, yang kudapat saat bersama teman-teman tadi. Sebeumnya maaf, ini 'masih' tentang cinta :)
Melewati malam bersama kopi dan alunan musik jalanan, kami bersenda dengan cerita-cerita curahan hati. Begitupun aku. Dan ada beberapa bagian pembicaraan yang sedikit memaksaku untuk membuka pikiran.
Sudah tahu kan aku tipe orang yang mudah menyukai seseorang? Dan tidak jarang aku direpotkan oleh kebiasaan itu. Aku sering galau, dilema, sedih, karena orang yang belum tentu benar-benar aku cintai. Kasarnya, aku menyukai mereka hanya karena aku tidak ingin sendirian. Hanya untuk memuaskan hati. Memang benar, aku pernah menyukai beberapa orang, tapi aku tidak mau menjalin hubungan serius. Karena memang sepertinya bukan itu tujuanku.
Lalu tadi temanku berkata lagi, yang singkatnya : "Kalau begitu, coba kau belajar untuk tidak takut sendirian"
Lama aku berpikir. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mencobanya. Aku ingin memulai semua dari nol. Siapapun yang akhir-akhir ini sempat singgah di pikiranku, aku ingin mengesampingkannya. Siapapun. Zelda, Mas Ucil, Mas Cungkring, anggap saja aku baru mengenal mereka. Anggap saja aku tidak pernah merasa dikecewakan oleh mereka. Anggap semuanya direset ulang.
Aku tahu, itu tidak semudah seperti yang direncanakan, tapi bukan tidak mungkin untuk bisa dilakukan. Lagipula, kalaupun tidak ada mereka, aku tidak benar-benar sendiri. Aku punya Tuhan kan? Aku punya teman-teman. Dan itu, sudah lebih dari cukup. Semoga aku menjalankannya. Kamu bersedia menjadi saksi bisuku kan wahai kertas elektronik? Pantau terus ya. Jangan marah kalau nanti aku labil atau bimbang -semoga saja tidak-
Terima kasih sebelumnya untuk kesetiaanmu. Juga terima kasih untuk semua yang telah memberikan pengajaran. Teman-teman, dan Tuhan :)
Malang, 28 September 2013
Saturday, September 28, 2013
Namanya Cemburu
Selamat pagi Tuhan,
selamat pagi dunia,
selamat pagi kamu,
selamat pagi dia.
Jarang sekali bukan aku menorehkan tulisan disini saat pagi hari? Ya. Karena inspirasinya memang baru hadir beberapa detik yang lalu. Apa yang ingin kusampaikan? Masih berada dalam satu lingkup cinta. Namanya ...
selamat pagi dunia,
selamat pagi kamu,
selamat pagi dia.
Jarang sekali bukan aku menorehkan tulisan disini saat pagi hari? Ya. Karena inspirasinya memang baru hadir beberapa detik yang lalu. Apa yang ingin kusampaikan? Masih berada dalam satu lingkup cinta. Namanya ...
CEMBURU
Pernah mengalami suasana itu kan? Taruhan, pasti sudah sering. Dari cemburu yang biasa-biasa, sampai cemburu yang sering kita dengar istilahnya itu 'cemburu buta'. Pernah ada di kondisi mana kalian? Aku sih, sudah mencicipi semuanya.
Oke, kenapa aku ingin membahas masalah cemburu? Karena aku mengalaminya. Saat ini. Pada orang yang salah, dan untuk orang yang salah. Bagi kalian yang belum tahu apa itu cemburu, aku akan menjelaskan sedikit. Bukan definisinya, tapi deskripsi rasanya.
1. Cemburu itu, rasa sebal ketika ada orang lain yang bisa lebih dekat dengan orang yang kau suka.
2. Cemburu itu, rasa iri pada orang lain yang mendapat perlakuan dan perhatian lebih dari orang yang kau suka.
3. Cemburu itu, kekecewaan yang muncul saat kau tahu orang yang kau suka ternyata mencintai orang lain.
Semua itu terasa mudah jika hanya sebatas deskripsi diatas. Tapi akan terasa sangat sulit ketika kau menyadari "orang lain" yang dimaksud bisa saja dari orang-orang disekitarmu. Adik, Kakak, musuh bebuyutan, atau yang paling sering menohok, Sahabat.
Cemburu pada sahabat sendiri memang masalah klasik. Ibarat memakan buah simalakama. Apapun yang kita lakukan, bisa jadi salah. Dilema antara tetap mencinta tapi merusak persahabatan, atau menyerah pada cinta tapi menjadi Best Friend Forever. Sayangnya untuk pilihan kedua, aku berani bertaruh kau akan tetap dihantui rasa kesal dan kecewa pada sahabatmu.
Lalu, apa yang harus dilakukan?
Sebanarnya aku sendiri belum tahu apa yang harus kulakukan untuk menghadapi situasi ini. Untuk saat ini, aku masih 'membiarkannya' mengalir. Mencoba berpikir positif. Siapa tahu perasaanku pada orang yang aku suka ini bisa perlahan luntur. Jadi ketika dia ternyata bersanding dengan orang terdekatku, aku akan baik-baik saja.
Sebenarnya ada cara lain untuk mengatasi ini. Yakni mengungkapkan perasaanmu pada kedua orang yang terlibat. Katakan pada orang yang kau suka bahwa kau memiliki, dan katakan pula pada "orang lain" itu. Sedikit nekat memang. Dan akan berbahaya jika semuanya tidak bisa berpikir bijak. Hanya berlandaskan emosi. Sepertinya aku belum bisa mengambil langkah ini. Kau tahu emosiku susah sekali dikendalikan.
Well, aku akan melanjutkan langkah pilihan pertamaku. Sulit memang mengendalikan perasaan. Tapi semua bisa saja mudah jika kau meminta pertolonganNya kan?
Oh iya, satu lagi. Mungkin aku bisa sholat istikharah kalau langkah yang kuambil sudah mencapai batas :P
Boleh laahhh. Toh curhat pada Tuhan itu lebih menyenangkan dan membuahkan hasil.
Hmmm, sudah itu saja. Sudah mentok apa yang bisa disampaikan. Ini hanya sekedar mengungkapkan dan berbagi pendapat. Jangan terlalu diambil pusing ya yang merasa menjadi "orang lain" :)
Semoga bermanfaat.
Malang, 27 September 2013
Oke, kenapa aku ingin membahas masalah cemburu? Karena aku mengalaminya. Saat ini. Pada orang yang salah, dan untuk orang yang salah. Bagi kalian yang belum tahu apa itu cemburu, aku akan menjelaskan sedikit. Bukan definisinya, tapi deskripsi rasanya.
1. Cemburu itu, rasa sebal ketika ada orang lain yang bisa lebih dekat dengan orang yang kau suka.
2. Cemburu itu, rasa iri pada orang lain yang mendapat perlakuan dan perhatian lebih dari orang yang kau suka.
3. Cemburu itu, kekecewaan yang muncul saat kau tahu orang yang kau suka ternyata mencintai orang lain.
Semua itu terasa mudah jika hanya sebatas deskripsi diatas. Tapi akan terasa sangat sulit ketika kau menyadari "orang lain" yang dimaksud bisa saja dari orang-orang disekitarmu. Adik, Kakak, musuh bebuyutan, atau yang paling sering menohok, Sahabat.
Cemburu pada sahabat sendiri memang masalah klasik. Ibarat memakan buah simalakama. Apapun yang kita lakukan, bisa jadi salah. Dilema antara tetap mencinta tapi merusak persahabatan, atau menyerah pada cinta tapi menjadi Best Friend Forever. Sayangnya untuk pilihan kedua, aku berani bertaruh kau akan tetap dihantui rasa kesal dan kecewa pada sahabatmu.
Lalu, apa yang harus dilakukan?
Sebanarnya aku sendiri belum tahu apa yang harus kulakukan untuk menghadapi situasi ini. Untuk saat ini, aku masih 'membiarkannya' mengalir. Mencoba berpikir positif. Siapa tahu perasaanku pada orang yang aku suka ini bisa perlahan luntur. Jadi ketika dia ternyata bersanding dengan orang terdekatku, aku akan baik-baik saja.
Sebenarnya ada cara lain untuk mengatasi ini. Yakni mengungkapkan perasaanmu pada kedua orang yang terlibat. Katakan pada orang yang kau suka bahwa kau memiliki, dan katakan pula pada "orang lain" itu. Sedikit nekat memang. Dan akan berbahaya jika semuanya tidak bisa berpikir bijak. Hanya berlandaskan emosi. Sepertinya aku belum bisa mengambil langkah ini. Kau tahu emosiku susah sekali dikendalikan.
Well, aku akan melanjutkan langkah pilihan pertamaku. Sulit memang mengendalikan perasaan. Tapi semua bisa saja mudah jika kau meminta pertolonganNya kan?
Oh iya, satu lagi. Mungkin aku bisa sholat istikharah kalau langkah yang kuambil sudah mencapai batas :P
Boleh laahhh. Toh curhat pada Tuhan itu lebih menyenangkan dan membuahkan hasil.
Hmmm, sudah itu saja. Sudah mentok apa yang bisa disampaikan. Ini hanya sekedar mengungkapkan dan berbagi pendapat. Jangan terlalu diambil pusing ya yang merasa menjadi "orang lain" :)
Semoga bermanfaat.
Malang, 27 September 2013
Satu Cinta yang Lain
Malam lembaran kertas maya,
ini aku, ingin berbagi cerita 'lain' lagi.
Zelda? Bukan.
Bisa dikata, orang baru.
Laki-laki ini jauh dari kata sempurna. Pertama kali aku melihatnya, semua tentang dirinya terasa kurang dimataku. Penampilannya, kurus dan pendek.
Statusnya, dia bukan anak menteri atau pengusaha kaya. Orang biasa.
Sikapnya, dingin dan terkesan tak peduli.
Tapi jika menurut penglihatanku sekarang, semua hal tentangnya seperti terbalik. Walau bagi orang lain, sangat tidak cocok, tapi perasaanku tidak ingin diabaikan. Aku menyukainya, melalui pandangan dan penilaianku sendiri.
Sayangnya semua berjalan layaknya film. Drama yang menceritakan tentang cinta seorang gadis yang bertepuk sebelah tangan. Aku rasa laki-laki ini mengagumi orang lain. Dimatanya, aku hanya kenalan yang tidak layak untuk dibalas perasaannya.
Kadangkala dia jahat, cuek, dan tidak menggubrisku. Sakit rasanya.
Baginya, aku hanya "halah, kamu ae"
Aku tak tahu ini hanya perasaan sesaat atau bagaimana. Tapi aku ingin mengenalmu. Aku ingin lebih jauh bisa mengenalmu. Tentu saja dengan sebaliknya.
Maaf ya kawan, mungkin kau bosan dengan ceritaku tentang banyak cinta. Tapi, aku hanya ingin mengungkapkan. Bukan mencari perhatian. Aku tak ingin sok suci dalam hidup, tapi ingin membebaskan setiap perasaan? Iya, itu yang aku lakukan.
Malang, 26 September 2013
ini aku, ingin berbagi cerita 'lain' lagi.
Zelda? Bukan.
Bisa dikata, orang baru.
Laki-laki ini jauh dari kata sempurna. Pertama kali aku melihatnya, semua tentang dirinya terasa kurang dimataku. Penampilannya, kurus dan pendek.
Statusnya, dia bukan anak menteri atau pengusaha kaya. Orang biasa.
Sikapnya, dingin dan terkesan tak peduli.
Tapi jika menurut penglihatanku sekarang, semua hal tentangnya seperti terbalik. Walau bagi orang lain, sangat tidak cocok, tapi perasaanku tidak ingin diabaikan. Aku menyukainya, melalui pandangan dan penilaianku sendiri.
Sayangnya semua berjalan layaknya film. Drama yang menceritakan tentang cinta seorang gadis yang bertepuk sebelah tangan. Aku rasa laki-laki ini mengagumi orang lain. Dimatanya, aku hanya kenalan yang tidak layak untuk dibalas perasaannya.
Kadangkala dia jahat, cuek, dan tidak menggubrisku. Sakit rasanya.
Baginya, aku hanya "halah, kamu ae"
Aku tak tahu ini hanya perasaan sesaat atau bagaimana. Tapi aku ingin mengenalmu. Aku ingin lebih jauh bisa mengenalmu. Tentu saja dengan sebaliknya.
Maaf ya kawan, mungkin kau bosan dengan ceritaku tentang banyak cinta. Tapi, aku hanya ingin mengungkapkan. Bukan mencari perhatian. Aku tak ingin sok suci dalam hidup, tapi ingin membebaskan setiap perasaan? Iya, itu yang aku lakukan.
Malang, 26 September 2013
Label:
Sebait Kata
Tuesday, September 24, 2013
Ini, Takdir
Kau keras, egois, dan arogan
Kau sendiri yang mengakui itu.
Kau romantis, manis, dan kucintai
Aku yang menyadari itu.
Kalau kau ingin tahu apa yang kulakukan sekarang, aku memikirkanmu. Dengan berat hati ku akui aku memikirkanmu. Secara logika memang aku salah, tapi dari sudut pandang perasaan? Aku tak mau membohongi.
Kau datang saat itu dengan sejuta harapan. Dengan untaian kata-kata indah tentang masa depan. Namun sebentar kemudian kau hilang. Pergi bersama keingkaran. Lama ku coba bertahan, menunggu dan mengharapkan kehadiranmu. Kurantai pikiran positif di kepalaku, dan menutup rapat-rapat gerbang masuknya. Agar pikiran buruk tak datang dan membuatku ragu. Tapi apa daya? Kekuatanku, tak mampu menghalangi kuasaNya.
Kau benar-benar pergi. Ini bukan kecemasan, tapi ini kenyataan. Kau tinggalkan aku tanpa kata, tanpa perpisahan, dan tanpa kalimat-kalimat indah.
Kau sendiri yang mengakui itu.
Kau romantis, manis, dan kucintai
Aku yang menyadari itu.
Kalau kau ingin tahu apa yang kulakukan sekarang, aku memikirkanmu. Dengan berat hati ku akui aku memikirkanmu. Secara logika memang aku salah, tapi dari sudut pandang perasaan? Aku tak mau membohongi.
Kau datang saat itu dengan sejuta harapan. Dengan untaian kata-kata indah tentang masa depan. Namun sebentar kemudian kau hilang. Pergi bersama keingkaran. Lama ku coba bertahan, menunggu dan mengharapkan kehadiranmu. Kurantai pikiran positif di kepalaku, dan menutup rapat-rapat gerbang masuknya. Agar pikiran buruk tak datang dan membuatku ragu. Tapi apa daya? Kekuatanku, tak mampu menghalangi kuasaNya.
Kau benar-benar pergi. Ini bukan kecemasan, tapi ini kenyataan. Kau tinggalkan aku tanpa kata, tanpa perpisahan, dan tanpa kalimat-kalimat indah.
Agustus 2013. Satu bulan yang ingin kuhapus dari hidupku. Satu bulan hebat yang menjadi latar waktu kisah memilukanku. Penipuan, pengkhianatan, penghancuran.
Mereka, atau bahkan kau, boleh berpikir aku berlebihan. Boleh merasa aku menjijikan. Terserah. Kau boleh menganggapku menyedihkan karena tertekan mengharapmu. Kau boleh membuangku sejauh manapun kau mau. Tapi aku? Akan tetap disini. Masih berusaha merelakanmu, tanpa benci, tanpa dendam, tanpa sumpah sarapah. InsyaAllah, dengan ikhlas.
Melalui ini, aku, mengutarakan apa yang kurasakan. Aku, mengutarakan sebuah pelajaran. Bahwa hidup tak sepenuhnya berpihak pada kita. Aku, bukan satu-satunya yang mengharapkan kebahagiaan. Aku, bukan satu-satunya pemeran utama. Tidak semua hal harus tentang aku. Karena selain aku, Tuhan juga menjaga yang lainnya.
Label:
Sebait Kata
Thursday, September 12, 2013
The Truly Journey Part 5
Selamat siang lagi kamu.
Marathon posting foto liburan nih. Walau nggak sebagus dan sekeren kamera SLR, kesannya udah bahagia bingits. Tetep tidak bisa menghilangkan senyum ketika melihatnya.
Seminggu setelah ke pantai Wedi Awu dan SlipKnot, kami pergi lagi. Kemana lagi kalau bukan ke pantai?? Eh salah ding, kami MENCARI PANTAI lebih tepatnya. Kalau yang satu ini bukan sekedar susah medannya.Tapi ekstrim! Lewat jalanan make a damn, jalan setapak pinggir sawah dan jurang.
Terimakasih Tuhan untuk Alam hebatMu :)
Marathon posting foto liburan nih. Walau nggak sebagus dan sekeren kamera SLR, kesannya udah bahagia bingits. Tetep tidak bisa menghilangkan senyum ketika melihatnya.
Seminggu setelah ke pantai Wedi Awu dan SlipKnot, kami pergi lagi. Kemana lagi kalau bukan ke pantai?? Eh salah ding, kami MENCARI PANTAI lebih tepatnya. Kalau yang satu ini bukan sekedar susah medannya.Tapi ekstrim! Lewat jalanan make a damn, jalan setapak pinggir sawah dan jurang.
Begitu tuh jalannyaaaaa -..- |
I'd love this picture! |
Capek dan perjuangannya terbayar sudah |
Terimakasih Tuhan untuk Alam hebatMu :)
Label:
Holiday
The Truly Journey Part 4
Yang pertama, dari sini.
Bersama beberapa sahabat dan kakak tingkat di kampus. Suasana baru memang, karena pertama kalinya kami berbaur dengan mas-mas gila ini. Kenapa gila? Karena mereka memang gila. Asik dan tidak membosankan.
Mau kemana?
Yah, kami berburu pantai !
Melalui hampir semua aspek geografis. Dari dataran tinggi, dataran rendah, batu-batuan, hutan, sungai, jurang di kanan-kiri, dan yang pasti PANTAI.
Ada dua pantai yang kami kunjungi saat itu. Wedi Awu dan Si Pelot (sebut saja SlipKnot). Kedua pantai itu berada di bagian selatan kota Malang. Melewati daerah Bululawang, Turen, dan Dampit. Pantai yang jarang dijadikan tujuan wisata oleh orang kebanyakan. Karena medannya memang sedikit sulit.
Well, sebenarnya tidak hanya itu yang ingin kutunjukkan.Tapi berhubung ada problema koneksi, aku cukupkan itu saja. Nanti, lanjut ke cerita yang lain :D
Bersama beberapa sahabat dan kakak tingkat di kampus. Suasana baru memang, karena pertama kalinya kami berbaur dengan mas-mas gila ini. Kenapa gila? Karena mereka memang gila. Asik dan tidak membosankan.
Huget, aku, mas tonywed, mas lemon, rita, dan mas hengky. Fotografernya mas gundul |
Yah, kami berburu pantai !
Melalui hampir semua aspek geografis. Dari dataran tinggi, dataran rendah, batu-batuan, hutan, sungai, jurang di kanan-kiri, dan yang pasti PANTAI.
Ada dua pantai yang kami kunjungi saat itu. Wedi Awu dan Si Pelot (sebut saja SlipKnot). Kedua pantai itu berada di bagian selatan kota Malang. Melewati daerah Bululawang, Turen, dan Dampit. Pantai yang jarang dijadikan tujuan wisata oleh orang kebanyakan. Karena medannya memang sedikit sulit.
Ini dilihat dari atas perbukitan |
Kalau yang ini, pas udah sampai. Seru buat main ombak |
Can u see me a the top?? |
Label:
Holiday
MELONCATI AGUSTUS
Hai lembaran kertas elektronik :)
Lama kita tak bersua ya?
Sebenarnya diawal aku tak bermaksud ingin meninggalkanmu. Diawal memang aku sangat-sangat sibuk dengan urusan semester pendek. Diawal aku merasa tidak memiliki waktu untuk bercengkerama denganmu. Tapi semakin Agustus berlalu, aku menyadari banyak hal yang kulalui. Dan sayangnya, hal-hal buruk.
Sehingga aku berubah pikiran, mengurungkan niat untuk berbagi cerita denganmu. Karena saat itu aku belum siap. Sekarangpun mungkin juga belum.
Ini hanya sepatah paragraf yang ingin kusampaikan. Paling tidak kau bisa tahu alasanku mengacuhkanmu. Kau tidak ingin membuatku semakin melankolis kan?
Tapi tenang, sekarang sudah September. Aku akan banyak berbagi denganmu. Lebih-lebih tentang liburanku :D
Lama kita tak bersua ya?
Sebenarnya diawal aku tak bermaksud ingin meninggalkanmu. Diawal memang aku sangat-sangat sibuk dengan urusan semester pendek. Diawal aku merasa tidak memiliki waktu untuk bercengkerama denganmu. Tapi semakin Agustus berlalu, aku menyadari banyak hal yang kulalui. Dan sayangnya, hal-hal buruk.
Sehingga aku berubah pikiran, mengurungkan niat untuk berbagi cerita denganmu. Karena saat itu aku belum siap. Sekarangpun mungkin juga belum.
Ini hanya sepatah paragraf yang ingin kusampaikan. Paling tidak kau bisa tahu alasanku mengacuhkanmu. Kau tidak ingin membuatku semakin melankolis kan?
Tapi tenang, sekarang sudah September. Aku akan banyak berbagi denganmu. Lebih-lebih tentang liburanku :D
Label:
Sebait Kata
Subscribe to:
Posts (Atom)