Selamat pagi Tuhan,
selamat pagi dunia,
selamat pagi kamu,
selamat pagi dia.
Jarang sekali bukan aku menorehkan tulisan disini saat pagi hari? Ya. Karena inspirasinya memang baru hadir beberapa detik yang lalu. Apa yang ingin kusampaikan? Masih berada dalam satu lingkup cinta. Namanya ...
selamat pagi dunia,
selamat pagi kamu,
selamat pagi dia.
Jarang sekali bukan aku menorehkan tulisan disini saat pagi hari? Ya. Karena inspirasinya memang baru hadir beberapa detik yang lalu. Apa yang ingin kusampaikan? Masih berada dalam satu lingkup cinta. Namanya ...
CEMBURU
Pernah mengalami suasana itu kan? Taruhan, pasti sudah sering. Dari cemburu yang biasa-biasa, sampai cemburu yang sering kita dengar istilahnya itu 'cemburu buta'. Pernah ada di kondisi mana kalian? Aku sih, sudah mencicipi semuanya.
Oke, kenapa aku ingin membahas masalah cemburu? Karena aku mengalaminya. Saat ini. Pada orang yang salah, dan untuk orang yang salah. Bagi kalian yang belum tahu apa itu cemburu, aku akan menjelaskan sedikit. Bukan definisinya, tapi deskripsi rasanya.
1. Cemburu itu, rasa sebal ketika ada orang lain yang bisa lebih dekat dengan orang yang kau suka.
2. Cemburu itu, rasa iri pada orang lain yang mendapat perlakuan dan perhatian lebih dari orang yang kau suka.
3. Cemburu itu, kekecewaan yang muncul saat kau tahu orang yang kau suka ternyata mencintai orang lain.
Semua itu terasa mudah jika hanya sebatas deskripsi diatas. Tapi akan terasa sangat sulit ketika kau menyadari "orang lain" yang dimaksud bisa saja dari orang-orang disekitarmu. Adik, Kakak, musuh bebuyutan, atau yang paling sering menohok, Sahabat.
Cemburu pada sahabat sendiri memang masalah klasik. Ibarat memakan buah simalakama. Apapun yang kita lakukan, bisa jadi salah. Dilema antara tetap mencinta tapi merusak persahabatan, atau menyerah pada cinta tapi menjadi Best Friend Forever. Sayangnya untuk pilihan kedua, aku berani bertaruh kau akan tetap dihantui rasa kesal dan kecewa pada sahabatmu.
Lalu, apa yang harus dilakukan?
Sebanarnya aku sendiri belum tahu apa yang harus kulakukan untuk menghadapi situasi ini. Untuk saat ini, aku masih 'membiarkannya' mengalir. Mencoba berpikir positif. Siapa tahu perasaanku pada orang yang aku suka ini bisa perlahan luntur. Jadi ketika dia ternyata bersanding dengan orang terdekatku, aku akan baik-baik saja.
Sebenarnya ada cara lain untuk mengatasi ini. Yakni mengungkapkan perasaanmu pada kedua orang yang terlibat. Katakan pada orang yang kau suka bahwa kau memiliki, dan katakan pula pada "orang lain" itu. Sedikit nekat memang. Dan akan berbahaya jika semuanya tidak bisa berpikir bijak. Hanya berlandaskan emosi. Sepertinya aku belum bisa mengambil langkah ini. Kau tahu emosiku susah sekali dikendalikan.
Well, aku akan melanjutkan langkah pilihan pertamaku. Sulit memang mengendalikan perasaan. Tapi semua bisa saja mudah jika kau meminta pertolonganNya kan?
Oh iya, satu lagi. Mungkin aku bisa sholat istikharah kalau langkah yang kuambil sudah mencapai batas :P
Boleh laahhh. Toh curhat pada Tuhan itu lebih menyenangkan dan membuahkan hasil.
Hmmm, sudah itu saja. Sudah mentok apa yang bisa disampaikan. Ini hanya sekedar mengungkapkan dan berbagi pendapat. Jangan terlalu diambil pusing ya yang merasa menjadi "orang lain" :)
Semoga bermanfaat.
Malang, 27 September 2013
Oke, kenapa aku ingin membahas masalah cemburu? Karena aku mengalaminya. Saat ini. Pada orang yang salah, dan untuk orang yang salah. Bagi kalian yang belum tahu apa itu cemburu, aku akan menjelaskan sedikit. Bukan definisinya, tapi deskripsi rasanya.
1. Cemburu itu, rasa sebal ketika ada orang lain yang bisa lebih dekat dengan orang yang kau suka.
2. Cemburu itu, rasa iri pada orang lain yang mendapat perlakuan dan perhatian lebih dari orang yang kau suka.
3. Cemburu itu, kekecewaan yang muncul saat kau tahu orang yang kau suka ternyata mencintai orang lain.
Semua itu terasa mudah jika hanya sebatas deskripsi diatas. Tapi akan terasa sangat sulit ketika kau menyadari "orang lain" yang dimaksud bisa saja dari orang-orang disekitarmu. Adik, Kakak, musuh bebuyutan, atau yang paling sering menohok, Sahabat.
Cemburu pada sahabat sendiri memang masalah klasik. Ibarat memakan buah simalakama. Apapun yang kita lakukan, bisa jadi salah. Dilema antara tetap mencinta tapi merusak persahabatan, atau menyerah pada cinta tapi menjadi Best Friend Forever. Sayangnya untuk pilihan kedua, aku berani bertaruh kau akan tetap dihantui rasa kesal dan kecewa pada sahabatmu.
Lalu, apa yang harus dilakukan?
Sebanarnya aku sendiri belum tahu apa yang harus kulakukan untuk menghadapi situasi ini. Untuk saat ini, aku masih 'membiarkannya' mengalir. Mencoba berpikir positif. Siapa tahu perasaanku pada orang yang aku suka ini bisa perlahan luntur. Jadi ketika dia ternyata bersanding dengan orang terdekatku, aku akan baik-baik saja.
Sebenarnya ada cara lain untuk mengatasi ini. Yakni mengungkapkan perasaanmu pada kedua orang yang terlibat. Katakan pada orang yang kau suka bahwa kau memiliki, dan katakan pula pada "orang lain" itu. Sedikit nekat memang. Dan akan berbahaya jika semuanya tidak bisa berpikir bijak. Hanya berlandaskan emosi. Sepertinya aku belum bisa mengambil langkah ini. Kau tahu emosiku susah sekali dikendalikan.
Well, aku akan melanjutkan langkah pilihan pertamaku. Sulit memang mengendalikan perasaan. Tapi semua bisa saja mudah jika kau meminta pertolonganNya kan?
Oh iya, satu lagi. Mungkin aku bisa sholat istikharah kalau langkah yang kuambil sudah mencapai batas :P
Boleh laahhh. Toh curhat pada Tuhan itu lebih menyenangkan dan membuahkan hasil.
Hmmm, sudah itu saja. Sudah mentok apa yang bisa disampaikan. Ini hanya sekedar mengungkapkan dan berbagi pendapat. Jangan terlalu diambil pusing ya yang merasa menjadi "orang lain" :)
Semoga bermanfaat.
Malang, 27 September 2013
0 komentar:
Post a Comment