Thursday, December 12, 2013
Tuesday, December 10, 2013
First Time Rafting
I'm not sure when this pict taken, but I like it |
If you see those pictures carefully, you'll know what happened w/ me and the water |
In another rapid of Pekalen River |
But I told you, even this is my first experience, Rafting is the best thing you have to do. You'll get the challenge, the scenery, the cold water, and feel the team work. If you wanna take a rest from your 'crazy' activity, put rafting into your list !
and guess what? I want do this again !
Thx God for the opportunity. Thx my brothers for your goodness :)
Label:
Holiday
Wednesday, December 4, 2013
INI PERTANYAANKU
Jodoh.
Apakah jodoh yang dituliskan sudah pasti ada?
Apakah ia dipastikan orang yang baik?
Apakah selalu ia dari keyakinan yang sama?
Tidak adakah peluang bagi yang berbeda untuk bisa bersatu?
Bagaimana jika ia adalah orang yang sangat baik?
Bagaimana jika ia adalah orang yang bisa membuatmu bahagia lebih dari siapapun?
Bagaimana jika ia pun merasa kaulah yang terindah untuknya?
Tak ada permasalahan
Selain, keyakinan.
Dalam hal ini, akan ada begitu banyak kontroversi
Mengatasnamakan aturan agama dan hak asasi
Tak pernah ada hukum yang melandasi
Yang ada hanya masyarakat yang mengutarakan berjuta asumsi
Namun sungguh. Itu pertanyaanku. Aku memerlukan jawaban.
Sambil menunggu, biarkan aku menyimpan perasaan ini
Perasaan untukmu, orang yang 'berbeda'.
Apakah jodoh yang dituliskan sudah pasti ada?
Apakah ia dipastikan orang yang baik?
Apakah selalu ia dari keyakinan yang sama?
Tidak adakah peluang bagi yang berbeda untuk bisa bersatu?
Bagaimana jika ia adalah orang yang sangat baik?
Bagaimana jika ia adalah orang yang bisa membuatmu bahagia lebih dari siapapun?
Bagaimana jika ia pun merasa kaulah yang terindah untuknya?
Tak ada permasalahan
Selain, keyakinan.
Dalam hal ini, akan ada begitu banyak kontroversi
Mengatasnamakan aturan agama dan hak asasi
Tak pernah ada hukum yang melandasi
Yang ada hanya masyarakat yang mengutarakan berjuta asumsi
Namun sungguh. Itu pertanyaanku. Aku memerlukan jawaban.
Sambil menunggu, biarkan aku menyimpan perasaan ini
Perasaan untukmu, orang yang 'berbeda'.
Label:
Sebait Kata
Wednesday, November 20, 2013
Thursday, October 31, 2013
TRIP TO BROMO MOUNTAIN
honestly, this vacation had been held about 5 months ago. But I forgot to share to all of you guys. But, I'm sure, this place is wonderful, amazing, incredible, and bless by God. Hope you enjoy the pictures, and visit it next time :)
Label:
Holiday
Other Side of Me
no hijab yet for that moment, cuz my wet hair :)
Label:
Holiday
Wednesday, October 30, 2013
Biar Ku Katakan
Aku berbicara padamu.
Dengarkan,
Kau yang disana,
mungkin akan lebih baik jika kau mengakuinya.
Tentang perasaan, dan kedekatanmu.
Tak perlu kau sembunyikan dariku, sahabat.
Aku pasti kan menerimanya.
Karena sesungguhnya,
rasa sakit yang mungkin datang,
takkan sesakit saat mengetahui kau bersembunyi dibalik kemunafikan.
Dengarkan,
Kau yang disana,
mungkin akan lebih baik jika kau mengakuinya.
Tentang perasaan, dan kedekatanmu.
Tak perlu kau sembunyikan dariku, sahabat.
Aku pasti kan menerimanya.
Karena sesungguhnya,
rasa sakit yang mungkin datang,
takkan sesakit saat mengetahui kau bersembunyi dibalik kemunafikan.
Label:
Sebait Kata
Saturday, September 28, 2013
Satu Lagi Pengajaran
Hello dunia s'lamat malam minggu
beri malam yang tak terlupakan
menyentuhmu dengan kata indah
wangi aroma intim berdua ...
Aku menyanyikan lagu Ada Band tadi bukan berarti aku baru melewati momen intim dengan seseorang loh. Hanya saja, Iya, sekarang memang malam minggu. Malam berkah untuk yang berpasangan, dan malam keramat untuk yang lajang. Tapi tidak. Kita tidak akan membahas tentang malam minggu. Aku hanya ingin berbagi sesuatu, yang kudapat saat bersama teman-teman tadi. Sebeumnya maaf, ini 'masih' tentang cinta :)
Melewati malam bersama kopi dan alunan musik jalanan, kami bersenda dengan cerita-cerita curahan hati. Begitupun aku. Dan ada beberapa bagian pembicaraan yang sedikit memaksaku untuk membuka pikiran.
Sudah tahu kan aku tipe orang yang mudah menyukai seseorang? Dan tidak jarang aku direpotkan oleh kebiasaan itu. Aku sering galau, dilema, sedih, karena orang yang belum tentu benar-benar aku cintai. Kasarnya, aku menyukai mereka hanya karena aku tidak ingin sendirian. Hanya untuk memuaskan hati. Memang benar, aku pernah menyukai beberapa orang, tapi aku tidak mau menjalin hubungan serius. Karena memang sepertinya bukan itu tujuanku.
Lalu tadi temanku berkata lagi, yang singkatnya : "Kalau begitu, coba kau belajar untuk tidak takut sendirian"
Lama aku berpikir. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mencobanya. Aku ingin memulai semua dari nol. Siapapun yang akhir-akhir ini sempat singgah di pikiranku, aku ingin mengesampingkannya. Siapapun. Zelda, Mas Ucil, Mas Cungkring, anggap saja aku baru mengenal mereka. Anggap saja aku tidak pernah merasa dikecewakan oleh mereka. Anggap semuanya direset ulang.
Aku tahu, itu tidak semudah seperti yang direncanakan, tapi bukan tidak mungkin untuk bisa dilakukan. Lagipula, kalaupun tidak ada mereka, aku tidak benar-benar sendiri. Aku punya Tuhan kan? Aku punya teman-teman. Dan itu, sudah lebih dari cukup. Semoga aku menjalankannya. Kamu bersedia menjadi saksi bisuku kan wahai kertas elektronik? Pantau terus ya. Jangan marah kalau nanti aku labil atau bimbang -semoga saja tidak-
Terima kasih sebelumnya untuk kesetiaanmu. Juga terima kasih untuk semua yang telah memberikan pengajaran. Teman-teman, dan Tuhan :)
Malang, 28 September 2013
beri malam yang tak terlupakan
menyentuhmu dengan kata indah
wangi aroma intim berdua ...
Aku menyanyikan lagu Ada Band tadi bukan berarti aku baru melewati momen intim dengan seseorang loh. Hanya saja, Iya, sekarang memang malam minggu. Malam berkah untuk yang berpasangan, dan malam keramat untuk yang lajang. Tapi tidak. Kita tidak akan membahas tentang malam minggu. Aku hanya ingin berbagi sesuatu, yang kudapat saat bersama teman-teman tadi. Sebeumnya maaf, ini 'masih' tentang cinta :)
Melewati malam bersama kopi dan alunan musik jalanan, kami bersenda dengan cerita-cerita curahan hati. Begitupun aku. Dan ada beberapa bagian pembicaraan yang sedikit memaksaku untuk membuka pikiran.
Sudah tahu kan aku tipe orang yang mudah menyukai seseorang? Dan tidak jarang aku direpotkan oleh kebiasaan itu. Aku sering galau, dilema, sedih, karena orang yang belum tentu benar-benar aku cintai. Kasarnya, aku menyukai mereka hanya karena aku tidak ingin sendirian. Hanya untuk memuaskan hati. Memang benar, aku pernah menyukai beberapa orang, tapi aku tidak mau menjalin hubungan serius. Karena memang sepertinya bukan itu tujuanku.
Lalu tadi temanku berkata lagi, yang singkatnya : "Kalau begitu, coba kau belajar untuk tidak takut sendirian"
Lama aku berpikir. Dan akhirnya aku memutuskan untuk mencobanya. Aku ingin memulai semua dari nol. Siapapun yang akhir-akhir ini sempat singgah di pikiranku, aku ingin mengesampingkannya. Siapapun. Zelda, Mas Ucil, Mas Cungkring, anggap saja aku baru mengenal mereka. Anggap saja aku tidak pernah merasa dikecewakan oleh mereka. Anggap semuanya direset ulang.
Aku tahu, itu tidak semudah seperti yang direncanakan, tapi bukan tidak mungkin untuk bisa dilakukan. Lagipula, kalaupun tidak ada mereka, aku tidak benar-benar sendiri. Aku punya Tuhan kan? Aku punya teman-teman. Dan itu, sudah lebih dari cukup. Semoga aku menjalankannya. Kamu bersedia menjadi saksi bisuku kan wahai kertas elektronik? Pantau terus ya. Jangan marah kalau nanti aku labil atau bimbang -semoga saja tidak-
Terima kasih sebelumnya untuk kesetiaanmu. Juga terima kasih untuk semua yang telah memberikan pengajaran. Teman-teman, dan Tuhan :)
Malang, 28 September 2013
Namanya Cemburu
Selamat pagi Tuhan,
selamat pagi dunia,
selamat pagi kamu,
selamat pagi dia.
Jarang sekali bukan aku menorehkan tulisan disini saat pagi hari? Ya. Karena inspirasinya memang baru hadir beberapa detik yang lalu. Apa yang ingin kusampaikan? Masih berada dalam satu lingkup cinta. Namanya ...
selamat pagi dunia,
selamat pagi kamu,
selamat pagi dia.
Jarang sekali bukan aku menorehkan tulisan disini saat pagi hari? Ya. Karena inspirasinya memang baru hadir beberapa detik yang lalu. Apa yang ingin kusampaikan? Masih berada dalam satu lingkup cinta. Namanya ...
CEMBURU
Pernah mengalami suasana itu kan? Taruhan, pasti sudah sering. Dari cemburu yang biasa-biasa, sampai cemburu yang sering kita dengar istilahnya itu 'cemburu buta'. Pernah ada di kondisi mana kalian? Aku sih, sudah mencicipi semuanya.
Oke, kenapa aku ingin membahas masalah cemburu? Karena aku mengalaminya. Saat ini. Pada orang yang salah, dan untuk orang yang salah. Bagi kalian yang belum tahu apa itu cemburu, aku akan menjelaskan sedikit. Bukan definisinya, tapi deskripsi rasanya.
1. Cemburu itu, rasa sebal ketika ada orang lain yang bisa lebih dekat dengan orang yang kau suka.
2. Cemburu itu, rasa iri pada orang lain yang mendapat perlakuan dan perhatian lebih dari orang yang kau suka.
3. Cemburu itu, kekecewaan yang muncul saat kau tahu orang yang kau suka ternyata mencintai orang lain.
Semua itu terasa mudah jika hanya sebatas deskripsi diatas. Tapi akan terasa sangat sulit ketika kau menyadari "orang lain" yang dimaksud bisa saja dari orang-orang disekitarmu. Adik, Kakak, musuh bebuyutan, atau yang paling sering menohok, Sahabat.
Cemburu pada sahabat sendiri memang masalah klasik. Ibarat memakan buah simalakama. Apapun yang kita lakukan, bisa jadi salah. Dilema antara tetap mencinta tapi merusak persahabatan, atau menyerah pada cinta tapi menjadi Best Friend Forever. Sayangnya untuk pilihan kedua, aku berani bertaruh kau akan tetap dihantui rasa kesal dan kecewa pada sahabatmu.
Lalu, apa yang harus dilakukan?
Sebanarnya aku sendiri belum tahu apa yang harus kulakukan untuk menghadapi situasi ini. Untuk saat ini, aku masih 'membiarkannya' mengalir. Mencoba berpikir positif. Siapa tahu perasaanku pada orang yang aku suka ini bisa perlahan luntur. Jadi ketika dia ternyata bersanding dengan orang terdekatku, aku akan baik-baik saja.
Sebenarnya ada cara lain untuk mengatasi ini. Yakni mengungkapkan perasaanmu pada kedua orang yang terlibat. Katakan pada orang yang kau suka bahwa kau memiliki, dan katakan pula pada "orang lain" itu. Sedikit nekat memang. Dan akan berbahaya jika semuanya tidak bisa berpikir bijak. Hanya berlandaskan emosi. Sepertinya aku belum bisa mengambil langkah ini. Kau tahu emosiku susah sekali dikendalikan.
Well, aku akan melanjutkan langkah pilihan pertamaku. Sulit memang mengendalikan perasaan. Tapi semua bisa saja mudah jika kau meminta pertolonganNya kan?
Oh iya, satu lagi. Mungkin aku bisa sholat istikharah kalau langkah yang kuambil sudah mencapai batas :P
Boleh laahhh. Toh curhat pada Tuhan itu lebih menyenangkan dan membuahkan hasil.
Hmmm, sudah itu saja. Sudah mentok apa yang bisa disampaikan. Ini hanya sekedar mengungkapkan dan berbagi pendapat. Jangan terlalu diambil pusing ya yang merasa menjadi "orang lain" :)
Semoga bermanfaat.
Malang, 27 September 2013
Oke, kenapa aku ingin membahas masalah cemburu? Karena aku mengalaminya. Saat ini. Pada orang yang salah, dan untuk orang yang salah. Bagi kalian yang belum tahu apa itu cemburu, aku akan menjelaskan sedikit. Bukan definisinya, tapi deskripsi rasanya.
1. Cemburu itu, rasa sebal ketika ada orang lain yang bisa lebih dekat dengan orang yang kau suka.
2. Cemburu itu, rasa iri pada orang lain yang mendapat perlakuan dan perhatian lebih dari orang yang kau suka.
3. Cemburu itu, kekecewaan yang muncul saat kau tahu orang yang kau suka ternyata mencintai orang lain.
Semua itu terasa mudah jika hanya sebatas deskripsi diatas. Tapi akan terasa sangat sulit ketika kau menyadari "orang lain" yang dimaksud bisa saja dari orang-orang disekitarmu. Adik, Kakak, musuh bebuyutan, atau yang paling sering menohok, Sahabat.
Cemburu pada sahabat sendiri memang masalah klasik. Ibarat memakan buah simalakama. Apapun yang kita lakukan, bisa jadi salah. Dilema antara tetap mencinta tapi merusak persahabatan, atau menyerah pada cinta tapi menjadi Best Friend Forever. Sayangnya untuk pilihan kedua, aku berani bertaruh kau akan tetap dihantui rasa kesal dan kecewa pada sahabatmu.
Lalu, apa yang harus dilakukan?
Sebanarnya aku sendiri belum tahu apa yang harus kulakukan untuk menghadapi situasi ini. Untuk saat ini, aku masih 'membiarkannya' mengalir. Mencoba berpikir positif. Siapa tahu perasaanku pada orang yang aku suka ini bisa perlahan luntur. Jadi ketika dia ternyata bersanding dengan orang terdekatku, aku akan baik-baik saja.
Sebenarnya ada cara lain untuk mengatasi ini. Yakni mengungkapkan perasaanmu pada kedua orang yang terlibat. Katakan pada orang yang kau suka bahwa kau memiliki, dan katakan pula pada "orang lain" itu. Sedikit nekat memang. Dan akan berbahaya jika semuanya tidak bisa berpikir bijak. Hanya berlandaskan emosi. Sepertinya aku belum bisa mengambil langkah ini. Kau tahu emosiku susah sekali dikendalikan.
Well, aku akan melanjutkan langkah pilihan pertamaku. Sulit memang mengendalikan perasaan. Tapi semua bisa saja mudah jika kau meminta pertolonganNya kan?
Oh iya, satu lagi. Mungkin aku bisa sholat istikharah kalau langkah yang kuambil sudah mencapai batas :P
Boleh laahhh. Toh curhat pada Tuhan itu lebih menyenangkan dan membuahkan hasil.
Hmmm, sudah itu saja. Sudah mentok apa yang bisa disampaikan. Ini hanya sekedar mengungkapkan dan berbagi pendapat. Jangan terlalu diambil pusing ya yang merasa menjadi "orang lain" :)
Semoga bermanfaat.
Malang, 27 September 2013
Satu Cinta yang Lain
Malam lembaran kertas maya,
ini aku, ingin berbagi cerita 'lain' lagi.
Zelda? Bukan.
Bisa dikata, orang baru.
Laki-laki ini jauh dari kata sempurna. Pertama kali aku melihatnya, semua tentang dirinya terasa kurang dimataku. Penampilannya, kurus dan pendek.
Statusnya, dia bukan anak menteri atau pengusaha kaya. Orang biasa.
Sikapnya, dingin dan terkesan tak peduli.
Tapi jika menurut penglihatanku sekarang, semua hal tentangnya seperti terbalik. Walau bagi orang lain, sangat tidak cocok, tapi perasaanku tidak ingin diabaikan. Aku menyukainya, melalui pandangan dan penilaianku sendiri.
Sayangnya semua berjalan layaknya film. Drama yang menceritakan tentang cinta seorang gadis yang bertepuk sebelah tangan. Aku rasa laki-laki ini mengagumi orang lain. Dimatanya, aku hanya kenalan yang tidak layak untuk dibalas perasaannya.
Kadangkala dia jahat, cuek, dan tidak menggubrisku. Sakit rasanya.
Baginya, aku hanya "halah, kamu ae"
Aku tak tahu ini hanya perasaan sesaat atau bagaimana. Tapi aku ingin mengenalmu. Aku ingin lebih jauh bisa mengenalmu. Tentu saja dengan sebaliknya.
Maaf ya kawan, mungkin kau bosan dengan ceritaku tentang banyak cinta. Tapi, aku hanya ingin mengungkapkan. Bukan mencari perhatian. Aku tak ingin sok suci dalam hidup, tapi ingin membebaskan setiap perasaan? Iya, itu yang aku lakukan.
Malang, 26 September 2013
ini aku, ingin berbagi cerita 'lain' lagi.
Zelda? Bukan.
Bisa dikata, orang baru.
Laki-laki ini jauh dari kata sempurna. Pertama kali aku melihatnya, semua tentang dirinya terasa kurang dimataku. Penampilannya, kurus dan pendek.
Statusnya, dia bukan anak menteri atau pengusaha kaya. Orang biasa.
Sikapnya, dingin dan terkesan tak peduli.
Tapi jika menurut penglihatanku sekarang, semua hal tentangnya seperti terbalik. Walau bagi orang lain, sangat tidak cocok, tapi perasaanku tidak ingin diabaikan. Aku menyukainya, melalui pandangan dan penilaianku sendiri.
Sayangnya semua berjalan layaknya film. Drama yang menceritakan tentang cinta seorang gadis yang bertepuk sebelah tangan. Aku rasa laki-laki ini mengagumi orang lain. Dimatanya, aku hanya kenalan yang tidak layak untuk dibalas perasaannya.
Kadangkala dia jahat, cuek, dan tidak menggubrisku. Sakit rasanya.
Baginya, aku hanya "halah, kamu ae"
Aku tak tahu ini hanya perasaan sesaat atau bagaimana. Tapi aku ingin mengenalmu. Aku ingin lebih jauh bisa mengenalmu. Tentu saja dengan sebaliknya.
Maaf ya kawan, mungkin kau bosan dengan ceritaku tentang banyak cinta. Tapi, aku hanya ingin mengungkapkan. Bukan mencari perhatian. Aku tak ingin sok suci dalam hidup, tapi ingin membebaskan setiap perasaan? Iya, itu yang aku lakukan.
Malang, 26 September 2013
Label:
Sebait Kata
Tuesday, September 24, 2013
Ini, Takdir
Kau keras, egois, dan arogan
Kau sendiri yang mengakui itu.
Kau romantis, manis, dan kucintai
Aku yang menyadari itu.
Kalau kau ingin tahu apa yang kulakukan sekarang, aku memikirkanmu. Dengan berat hati ku akui aku memikirkanmu. Secara logika memang aku salah, tapi dari sudut pandang perasaan? Aku tak mau membohongi.
Kau datang saat itu dengan sejuta harapan. Dengan untaian kata-kata indah tentang masa depan. Namun sebentar kemudian kau hilang. Pergi bersama keingkaran. Lama ku coba bertahan, menunggu dan mengharapkan kehadiranmu. Kurantai pikiran positif di kepalaku, dan menutup rapat-rapat gerbang masuknya. Agar pikiran buruk tak datang dan membuatku ragu. Tapi apa daya? Kekuatanku, tak mampu menghalangi kuasaNya.
Kau benar-benar pergi. Ini bukan kecemasan, tapi ini kenyataan. Kau tinggalkan aku tanpa kata, tanpa perpisahan, dan tanpa kalimat-kalimat indah.
Kau sendiri yang mengakui itu.
Kau romantis, manis, dan kucintai
Aku yang menyadari itu.
Kalau kau ingin tahu apa yang kulakukan sekarang, aku memikirkanmu. Dengan berat hati ku akui aku memikirkanmu. Secara logika memang aku salah, tapi dari sudut pandang perasaan? Aku tak mau membohongi.
Kau datang saat itu dengan sejuta harapan. Dengan untaian kata-kata indah tentang masa depan. Namun sebentar kemudian kau hilang. Pergi bersama keingkaran. Lama ku coba bertahan, menunggu dan mengharapkan kehadiranmu. Kurantai pikiran positif di kepalaku, dan menutup rapat-rapat gerbang masuknya. Agar pikiran buruk tak datang dan membuatku ragu. Tapi apa daya? Kekuatanku, tak mampu menghalangi kuasaNya.
Kau benar-benar pergi. Ini bukan kecemasan, tapi ini kenyataan. Kau tinggalkan aku tanpa kata, tanpa perpisahan, dan tanpa kalimat-kalimat indah.
Agustus 2013. Satu bulan yang ingin kuhapus dari hidupku. Satu bulan hebat yang menjadi latar waktu kisah memilukanku. Penipuan, pengkhianatan, penghancuran.
Mereka, atau bahkan kau, boleh berpikir aku berlebihan. Boleh merasa aku menjijikan. Terserah. Kau boleh menganggapku menyedihkan karena tertekan mengharapmu. Kau boleh membuangku sejauh manapun kau mau. Tapi aku? Akan tetap disini. Masih berusaha merelakanmu, tanpa benci, tanpa dendam, tanpa sumpah sarapah. InsyaAllah, dengan ikhlas.
Melalui ini, aku, mengutarakan apa yang kurasakan. Aku, mengutarakan sebuah pelajaran. Bahwa hidup tak sepenuhnya berpihak pada kita. Aku, bukan satu-satunya yang mengharapkan kebahagiaan. Aku, bukan satu-satunya pemeran utama. Tidak semua hal harus tentang aku. Karena selain aku, Tuhan juga menjaga yang lainnya.
Label:
Sebait Kata
Thursday, September 12, 2013
The Truly Journey Part 5
Selamat siang lagi kamu.
Marathon posting foto liburan nih. Walau nggak sebagus dan sekeren kamera SLR, kesannya udah bahagia bingits. Tetep tidak bisa menghilangkan senyum ketika melihatnya.
Seminggu setelah ke pantai Wedi Awu dan SlipKnot, kami pergi lagi. Kemana lagi kalau bukan ke pantai?? Eh salah ding, kami MENCARI PANTAI lebih tepatnya. Kalau yang satu ini bukan sekedar susah medannya.Tapi ekstrim! Lewat jalanan make a damn, jalan setapak pinggir sawah dan jurang.
Terimakasih Tuhan untuk Alam hebatMu :)
Marathon posting foto liburan nih. Walau nggak sebagus dan sekeren kamera SLR, kesannya udah bahagia bingits. Tetep tidak bisa menghilangkan senyum ketika melihatnya.
Seminggu setelah ke pantai Wedi Awu dan SlipKnot, kami pergi lagi. Kemana lagi kalau bukan ke pantai?? Eh salah ding, kami MENCARI PANTAI lebih tepatnya. Kalau yang satu ini bukan sekedar susah medannya.Tapi ekstrim! Lewat jalanan make a damn, jalan setapak pinggir sawah dan jurang.
Begitu tuh jalannyaaaaa -..- |
I'd love this picture! |
Capek dan perjuangannya terbayar sudah |
Terimakasih Tuhan untuk Alam hebatMu :)
Label:
Holiday
The Truly Journey Part 4
Yang pertama, dari sini.
Bersama beberapa sahabat dan kakak tingkat di kampus. Suasana baru memang, karena pertama kalinya kami berbaur dengan mas-mas gila ini. Kenapa gila? Karena mereka memang gila. Asik dan tidak membosankan.
Mau kemana?
Yah, kami berburu pantai !
Melalui hampir semua aspek geografis. Dari dataran tinggi, dataran rendah, batu-batuan, hutan, sungai, jurang di kanan-kiri, dan yang pasti PANTAI.
Ada dua pantai yang kami kunjungi saat itu. Wedi Awu dan Si Pelot (sebut saja SlipKnot). Kedua pantai itu berada di bagian selatan kota Malang. Melewati daerah Bululawang, Turen, dan Dampit. Pantai yang jarang dijadikan tujuan wisata oleh orang kebanyakan. Karena medannya memang sedikit sulit.
Well, sebenarnya tidak hanya itu yang ingin kutunjukkan.Tapi berhubung ada problema koneksi, aku cukupkan itu saja. Nanti, lanjut ke cerita yang lain :D
Bersama beberapa sahabat dan kakak tingkat di kampus. Suasana baru memang, karena pertama kalinya kami berbaur dengan mas-mas gila ini. Kenapa gila? Karena mereka memang gila. Asik dan tidak membosankan.
Huget, aku, mas tonywed, mas lemon, rita, dan mas hengky. Fotografernya mas gundul |
Yah, kami berburu pantai !
Melalui hampir semua aspek geografis. Dari dataran tinggi, dataran rendah, batu-batuan, hutan, sungai, jurang di kanan-kiri, dan yang pasti PANTAI.
Ada dua pantai yang kami kunjungi saat itu. Wedi Awu dan Si Pelot (sebut saja SlipKnot). Kedua pantai itu berada di bagian selatan kota Malang. Melewati daerah Bululawang, Turen, dan Dampit. Pantai yang jarang dijadikan tujuan wisata oleh orang kebanyakan. Karena medannya memang sedikit sulit.
Ini dilihat dari atas perbukitan |
Kalau yang ini, pas udah sampai. Seru buat main ombak |
Can u see me a the top?? |
Label:
Holiday
MELONCATI AGUSTUS
Hai lembaran kertas elektronik :)
Lama kita tak bersua ya?
Sebenarnya diawal aku tak bermaksud ingin meninggalkanmu. Diawal memang aku sangat-sangat sibuk dengan urusan semester pendek. Diawal aku merasa tidak memiliki waktu untuk bercengkerama denganmu. Tapi semakin Agustus berlalu, aku menyadari banyak hal yang kulalui. Dan sayangnya, hal-hal buruk.
Sehingga aku berubah pikiran, mengurungkan niat untuk berbagi cerita denganmu. Karena saat itu aku belum siap. Sekarangpun mungkin juga belum.
Ini hanya sepatah paragraf yang ingin kusampaikan. Paling tidak kau bisa tahu alasanku mengacuhkanmu. Kau tidak ingin membuatku semakin melankolis kan?
Tapi tenang, sekarang sudah September. Aku akan banyak berbagi denganmu. Lebih-lebih tentang liburanku :D
Lama kita tak bersua ya?
Sebenarnya diawal aku tak bermaksud ingin meninggalkanmu. Diawal memang aku sangat-sangat sibuk dengan urusan semester pendek. Diawal aku merasa tidak memiliki waktu untuk bercengkerama denganmu. Tapi semakin Agustus berlalu, aku menyadari banyak hal yang kulalui. Dan sayangnya, hal-hal buruk.
Sehingga aku berubah pikiran, mengurungkan niat untuk berbagi cerita denganmu. Karena saat itu aku belum siap. Sekarangpun mungkin juga belum.
Ini hanya sepatah paragraf yang ingin kusampaikan. Paling tidak kau bisa tahu alasanku mengacuhkanmu. Kau tidak ingin membuatku semakin melankolis kan?
Tapi tenang, sekarang sudah September. Aku akan banyak berbagi denganmu. Lebih-lebih tentang liburanku :D
Label:
Sebait Kata
Tuesday, July 16, 2013
OPPORTUNITY IS YOURS
Saat ini, bulan-bulan ini, diluar sana, banyak bergumul orang-orang yang berdoa agar map miliknya melalui tahap 'lolos' ujian masuk Universitas. Tak hanya pamuda pemudi yang ingin merangkul dunia, tapi juga orang tua yang ingin melihat anaknya pergi dari jurang 'ketidaktahuan'.
Jalur masuk pertama, gagal
Jalur kedua, gagal
Jalur ketiga? Tengah diharapkan.
Pada mereka yang telah mengalami banyak penolakan, entah bagaimana mereka menghadapinya. Aku kagum. Aku salut. Aku berdiri dan mengangkat tangan.
Aku, dua tahun yang lalu, beruntung tidak perlu merasakan tekanan mental seperti mereka. Aku, langsung lolos pada jalur pertama. Yang kurasakan, tanpa kesulitan berarti. Orang tuaku senang, mungkin sedikit bangga.
Aku tidak peduli pada mereka yang map-mapnya terbuang. Sungguh, aku keliru.
Lalu saat ini, ketika kulihat begitu banyak orang yang tidak mendapat kesempatan itu. Ketika kulihat orang-orang tua yang lesu melihat anaknya membawa kabar buruk dari warung internet, ketika seorang anak mengecek terus menerus pengumuman berharap dia melewatkan namanya atau ada tapi belum ditemukan, ketika ada keluarga sendiri hanya bisa menangis dan memerlukan pelukan, aku pun terbangun.
Aku mendapat kesempatan indah ini, mereka belum. Bahkan mungkin tidak ! Mereka ingin posisiku, mereka ingin menjadi orang yang 'berpengetahuan', mereka ingin mengubah dunia !
Sayangnya ...
Coba kita lihat golongan lain.
Bapak-ibu renta tengah tersenyum melihat sang anak kebingungan mempersiapkan perlengkapan OSPEK. Mereka bangga. Walau harus rela menjual sapi satu-satunya untuk membayar biaya menuntut ilmu. Walau harus mengutang ke sanak saudara. Mereka berani ! Semua untuk pengetahuan, semua untuk hidup yang lebih baik.
Di sudut lain, ada seorang pengusaha yang berkata pada anaknya "Tenang, Papa sudah atur semuanya. Kamu pasti diterima!" Kau tahukan apa maksudnya? Yaa, lewat jalan belakang untuk membangun dunia. Atau mungkin maksudnya, untuk menjatuhkan dunia.
Kesempatan memang tidak dimiliki semua orang, saat ini. tidak semua orang mampu pula untuk membuatnya, saat ini. Apalagi jika dihadapkan pada uang dan gemerlapan dunia. Niat dan tekad bisa turun ke titik terendah. Tapi tidak esok hari. Tidak esok lusa. Dalam setiap sudut kehidupan, dalam sepanjang jalan kehidupan, tersembunyi kesempatan-kesempatan yang dapat dicari dan ditemukan.
Perihal harta, Tuhan tahu, dan tak akan menjadikannya penghalang bagimu untuk berhasil. Bagaimanapun, dimanapun, dan kapanpun itu akan terjadi, jangan ditanya. Melangkahlah ! Tapi jangan berlari, karena kau bisa saja melewatkan satu kesempatan besar di balik semak belukar itu. Besarkan jiwamu, ungkapkan pada Tuhan, dan Ia akan memberikanmu kesempatan itu dengan cara sebaik-baiknya.
Jalur masuk pertama, gagal
Jalur kedua, gagal
Jalur ketiga? Tengah diharapkan.
Pada mereka yang telah mengalami banyak penolakan, entah bagaimana mereka menghadapinya. Aku kagum. Aku salut. Aku berdiri dan mengangkat tangan.
Aku, dua tahun yang lalu, beruntung tidak perlu merasakan tekanan mental seperti mereka. Aku, langsung lolos pada jalur pertama. Yang kurasakan, tanpa kesulitan berarti. Orang tuaku senang, mungkin sedikit bangga.
Aku tidak peduli pada mereka yang map-mapnya terbuang. Sungguh, aku keliru.
Lalu saat ini, ketika kulihat begitu banyak orang yang tidak mendapat kesempatan itu. Ketika kulihat orang-orang tua yang lesu melihat anaknya membawa kabar buruk dari warung internet, ketika seorang anak mengecek terus menerus pengumuman berharap dia melewatkan namanya atau ada tapi belum ditemukan, ketika ada keluarga sendiri hanya bisa menangis dan memerlukan pelukan, aku pun terbangun.
Aku mendapat kesempatan indah ini, mereka belum. Bahkan mungkin tidak ! Mereka ingin posisiku, mereka ingin menjadi orang yang 'berpengetahuan', mereka ingin mengubah dunia !
Sayangnya ...
Coba kita lihat golongan lain.
Bapak-ibu renta tengah tersenyum melihat sang anak kebingungan mempersiapkan perlengkapan OSPEK. Mereka bangga. Walau harus rela menjual sapi satu-satunya untuk membayar biaya menuntut ilmu. Walau harus mengutang ke sanak saudara. Mereka berani ! Semua untuk pengetahuan, semua untuk hidup yang lebih baik.
Di sudut lain, ada seorang pengusaha yang berkata pada anaknya "Tenang, Papa sudah atur semuanya. Kamu pasti diterima!" Kau tahukan apa maksudnya? Yaa, lewat jalan belakang untuk membangun dunia. Atau mungkin maksudnya, untuk menjatuhkan dunia.
Kesempatan memang tidak dimiliki semua orang, saat ini. tidak semua orang mampu pula untuk membuatnya, saat ini. Apalagi jika dihadapkan pada uang dan gemerlapan dunia. Niat dan tekad bisa turun ke titik terendah. Tapi tidak esok hari. Tidak esok lusa. Dalam setiap sudut kehidupan, dalam sepanjang jalan kehidupan, tersembunyi kesempatan-kesempatan yang dapat dicari dan ditemukan.
Perihal harta, Tuhan tahu, dan tak akan menjadikannya penghalang bagimu untuk berhasil. Bagaimanapun, dimanapun, dan kapanpun itu akan terjadi, jangan ditanya. Melangkahlah ! Tapi jangan berlari, karena kau bisa saja melewatkan satu kesempatan besar di balik semak belukar itu. Besarkan jiwamu, ungkapkan pada Tuhan, dan Ia akan memberikanmu kesempatan itu dengan cara sebaik-baiknya.
Salam :)
Label:
Sebait Kata
Wednesday, July 3, 2013
Quote #2
I wanted a perfect ending. Now I've learned, the hard way, that some
poems don't rhyme, and some stories don't have a clear beginning,
middle, and end. Life is about not knowing, having to change, taking the
moment and making the best of it, without knowing what's going to
happen next.
Delicious Ambiguity.”
Delicious Ambiguity.”
Quote #1
Life is an opportunity, benefit from it.
Life is beauty, admire it.
Life is a dream, realize it.
Life is a challenge, meet it.
Life is a duty, complete it.
Life is a game, play it.
Life is a promise, fulfill it.
Life is sorrow, overcome it.
Life is a song, sing it.
Life is a struggle, accept it.
Life is a tragedy, confront it.
Life is an adventure, dare it.
Life is luck, make it.
Life is too precious, do not destroy it.
Life is life, fight for it.
Life is beauty, admire it.
Life is a dream, realize it.
Life is a challenge, meet it.
Life is a duty, complete it.
Life is a game, play it.
Life is a promise, fulfill it.
Life is sorrow, overcome it.
Life is a song, sing it.
Life is a struggle, accept it.
Life is a tragedy, confront it.
Life is an adventure, dare it.
Life is luck, make it.
Life is too precious, do not destroy it.
Life is life, fight for it.
-Mother Teresa-
Saturday, May 11, 2013
Pemaafan, itu Mudah
Pengampunan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), memiliki makna pembebasan dari hukuman atau tuntutan. Bisa dibilang sinonim dari pe'maaf'an -aku tidak tahu kata yang benar bagaimana- yang berarti proses, cara, perbuatan memaafkan. Tapi sekarang aku bukan mau memberikan pelajaran tentang sejarah pengampunan dan tetek bengeknya. Aku hanya ingin berbagi pendapat tentang bagaimana pengampunan di masa sekarang.
Saat ini pengampunan atau pemaafan banyak sekali diminta dan diberikan. Bukan hanya dari Tuhan, tapi juga dari sesama manusia. Banyak terdengar disekitar kita kata "sorry", "maaf, nggak sengaja", atau "ampuni aku pacarku". Mengutarakan kata atau kalimat yang seharusnya berkesan menyesal dan memohon untuk dimaafkan. Tapi sayangnya, itu terlalu mudah dan gampang terlupakan.
Pernah menemukan atau mengalami kejadian seperti ini :
a. Si A menabrak si B secara tidak sengaja. Si A berkata "Sorry" dengan sedikit menoleh ke arah si B sambil terus berjalan. Si A diam.
b. Si A berbuat salah pada si B dan meminta maaf dengan ekspresi penuh penyesalan. Dengan legowo si B memaafkan. Tapi selang beberapa waktu, hal itu terjadi lagi. Bahkan berulang.
c. Kita berdoa meminta ampun pada Tuhan atas dosa yang kita lakukan, tapi di keesokan hari kita bahkan lupa pernah memohon ampun sebelumnya.
Mungkin hal-hal semacam itulah yang membuat orang zaman sekarang berargumen "Memaafkan lebih berat daripada meminta maaf". Well, menurutku pribadi mungkin ada benarnya. Karena ketika kita memaafkan seseorang, kita dituntut untuk benar-benar ikhlas. Dan untuk bisa ikhlas, perlu pemikiran dan jiwa yang bijak. Sedangkan tidak semua orang bisa melakukan itu.
Tapi aku juga kurang begitu setuju jika meminta maaf itu dianggap mudah. Buktinya, masih banyak orang mengelak dari tanggung jawabnya. Berusaha mencari alasan agar dia tidak disalahkan. Karena kalau menurutku, meminta maaf itu juga perlu komitmen tinggi. Butuh keberanian ekstra untuk mengungkapkan kesalahan. Jadi jika kalian dihadapkan pada orang yang salah, tapi tidak atau belum meminta maaf, yakinlah bahwa orang itu sebenarnya mungkin sedang berfikir. Mencari waktu dan momen yang tepat. Dan yang pasti, komitmennya. Anggap saja dia tengah membangun komitmen untuk tidak akan mengulangi lagi kesalahannya.
Aku hanya ingin berpesan, ketika seseorang meminta pengampunan darimu, jangan sekali-kali kalian menolaknya. Kau tahu? Tuhan yang menguasai segalanya saja, masih memberikannya kesempatan. Punya kuasa apa kita untuk menolaknya? Sebesar apapun kesalahan orang itu, pasti akan ada secuil rasa bersalah dalam dirinya. Dan apapun yang dilakukannya untuk meminta pemaafan, pahamilah, hargailah, dan sebisa mungkin terimalah.
Salam :)
Saat ini pengampunan atau pemaafan banyak sekali diminta dan diberikan. Bukan hanya dari Tuhan, tapi juga dari sesama manusia. Banyak terdengar disekitar kita kata "sorry", "maaf, nggak sengaja", atau "ampuni aku pacarku". Mengutarakan kata atau kalimat yang seharusnya berkesan menyesal dan memohon untuk dimaafkan. Tapi sayangnya, itu terlalu mudah dan gampang terlupakan.
Pernah menemukan atau mengalami kejadian seperti ini :
a. Si A menabrak si B secara tidak sengaja. Si A berkata "Sorry" dengan sedikit menoleh ke arah si B sambil terus berjalan. Si A diam.
b. Si A berbuat salah pada si B dan meminta maaf dengan ekspresi penuh penyesalan. Dengan legowo si B memaafkan. Tapi selang beberapa waktu, hal itu terjadi lagi. Bahkan berulang.
c. Kita berdoa meminta ampun pada Tuhan atas dosa yang kita lakukan, tapi di keesokan hari kita bahkan lupa pernah memohon ampun sebelumnya.
Mungkin hal-hal semacam itulah yang membuat orang zaman sekarang berargumen "Memaafkan lebih berat daripada meminta maaf". Well, menurutku pribadi mungkin ada benarnya. Karena ketika kita memaafkan seseorang, kita dituntut untuk benar-benar ikhlas. Dan untuk bisa ikhlas, perlu pemikiran dan jiwa yang bijak. Sedangkan tidak semua orang bisa melakukan itu.
Tapi aku juga kurang begitu setuju jika meminta maaf itu dianggap mudah. Buktinya, masih banyak orang mengelak dari tanggung jawabnya. Berusaha mencari alasan agar dia tidak disalahkan. Karena kalau menurutku, meminta maaf itu juga perlu komitmen tinggi. Butuh keberanian ekstra untuk mengungkapkan kesalahan. Jadi jika kalian dihadapkan pada orang yang salah, tapi tidak atau belum meminta maaf, yakinlah bahwa orang itu sebenarnya mungkin sedang berfikir. Mencari waktu dan momen yang tepat. Dan yang pasti, komitmennya. Anggap saja dia tengah membangun komitmen untuk tidak akan mengulangi lagi kesalahannya.
Aku hanya ingin berpesan, ketika seseorang meminta pengampunan darimu, jangan sekali-kali kalian menolaknya. Kau tahu? Tuhan yang menguasai segalanya saja, masih memberikannya kesempatan. Punya kuasa apa kita untuk menolaknya? Sebesar apapun kesalahan orang itu, pasti akan ada secuil rasa bersalah dalam dirinya. Dan apapun yang dilakukannya untuk meminta pemaafan, pahamilah, hargailah, dan sebisa mungkin terimalah.
Salam :)
Label:
Sebait Kata
Wednesday, May 8, 2013
Penilaian dan Pembandingan
Hello everyone, glad to see you again.
Okay, tonight I want to share about something that always talked by students. What's that?
It's, Examination Score !!
Well, this is very complicated thing, first I want to say sorry because I don't wanna talk with this language. I guess it'll be more complicated. So, let me use Bahasa to explain my argument. I wish you can still enjoy this ;P
Hmmm, nilai nilai dan nilai.
Satu hal yang sangat dikejar oleh para pelajar. Bukan cuma anak sekolahan, mahasiswa seperti akupun, juga tergila-gila olehnya. Kenapa? Karena saat ini, nilai bukan cuma sekedar hasil dari pembelajaran. Tapi juga bisa dibilang strata yang membedakan si pandai dan si bodoh.
Dulu nih ya, waktu aku SMP, ada yang namanya pembagian kelas berdasarkan nilai ujian. Dari 9.1 sampai 9.8. Dimana penempatan siswanya diurutkan dari nilai tertinggi sampai nilai yang rendah. Mungkin tujuannya bagus, sebagai motivasi untuk meningkatkan prestasi. Tapi apa iya sudah memenuhi sasaran? Setahuku nih, karena pembagian kelas itulah, muncul geng-geng yang akhirnya malah memecah siswa itu sendiri. Ibarat kata, nilai sudah dianggap sebagai alat pemisah, antara kasta atas (si pandai) dan kasta bawah (si bodoh).
Lalu, seperti apa seharusnya kita menyikapi pelajar yang sangat terobsesi dengan nilai tinggi itu?
Kalau aku merasa, nilai itu relatif. Kita tidak bisa bilang kalau 8 itu nilai bagus. Dan kita juga tidak bisa bilang kalau nilai 4 itu hancur. Harus dilihat sekitarnya, pembandingnya. Nilai 8 tapi kalau yang lain bisa mendapatkan 9 atau bahkan 10, bisa dibilang jelek juga. Begitupun dengan nilai 4.
Selain itu, nilai juga bukan tolak ukur kemampuan seseorang. Apalagi nilai ujian.Ada orang luar negeri yang pernah bilang ke aku, "Ujian sekarang ini, bukan mengetes kemampuan, tapi mengetes ingatan"
Kalau dipikir-pikir memang benar. Lihat saja, mereka yang akan ujian, hanya perlu waktu semalam untuk mempelajari materi. Dan hasilnya, materi itu bertahan tidak lebih dari satu hari. Lalu dilupakan lagi.
Jadi kalau aku boleh saran, janganlah terlalu mendewakan nilai. Bukan karena aku termasuk pelajar dengan nilai pas-pasan, tapi lebih karena aku turut prihatin. Seseorang dengan nilai buruk, tidak berarti dia akan hancur kehidupannya. Pengusaha nomor satu dunia, belum tentu selalu bernilai baik. Presiden SBY pun, tidak selalu jadi bintang kelas kan?
Asal tahu saja, di dunia nyata, bukan nilai ujian yang dilihat orang. Bukan ranking, juga bukan IP. Yang dilihat adalah kemampuan. Skill ! Bukan scoring!
So, jangan takut kalau memang nilaimu jelek. Kemungkinan terburuk apa sih yang akan terjadi? Rapor merah? Ya sudah, perbaikilah. Kalau jatuh, tinggal bangun lagi kan?!
Salam.
nb : maaf jika ada yang tersinggung :P peace !
Okay, tonight I want to share about something that always talked by students. What's that?
It's, Examination Score !!
Well, this is very complicated thing, first I want to say sorry because I don't wanna talk with this language. I guess it'll be more complicated. So, let me use Bahasa to explain my argument. I wish you can still enjoy this ;P
Hmmm, nilai nilai dan nilai.
Satu hal yang sangat dikejar oleh para pelajar. Bukan cuma anak sekolahan, mahasiswa seperti akupun, juga tergila-gila olehnya. Kenapa? Karena saat ini, nilai bukan cuma sekedar hasil dari pembelajaran. Tapi juga bisa dibilang strata yang membedakan si pandai dan si bodoh.
Dulu nih ya, waktu aku SMP, ada yang namanya pembagian kelas berdasarkan nilai ujian. Dari 9.1 sampai 9.8. Dimana penempatan siswanya diurutkan dari nilai tertinggi sampai nilai yang rendah. Mungkin tujuannya bagus, sebagai motivasi untuk meningkatkan prestasi. Tapi apa iya sudah memenuhi sasaran? Setahuku nih, karena pembagian kelas itulah, muncul geng-geng yang akhirnya malah memecah siswa itu sendiri. Ibarat kata, nilai sudah dianggap sebagai alat pemisah, antara kasta atas (si pandai) dan kasta bawah (si bodoh).
Lalu, seperti apa seharusnya kita menyikapi pelajar yang sangat terobsesi dengan nilai tinggi itu?
Kalau aku merasa, nilai itu relatif. Kita tidak bisa bilang kalau 8 itu nilai bagus. Dan kita juga tidak bisa bilang kalau nilai 4 itu hancur. Harus dilihat sekitarnya, pembandingnya. Nilai 8 tapi kalau yang lain bisa mendapatkan 9 atau bahkan 10, bisa dibilang jelek juga. Begitupun dengan nilai 4.
Selain itu, nilai juga bukan tolak ukur kemampuan seseorang. Apalagi nilai ujian.Ada orang luar negeri yang pernah bilang ke aku, "Ujian sekarang ini, bukan mengetes kemampuan, tapi mengetes ingatan"
Kalau dipikir-pikir memang benar. Lihat saja, mereka yang akan ujian, hanya perlu waktu semalam untuk mempelajari materi. Dan hasilnya, materi itu bertahan tidak lebih dari satu hari. Lalu dilupakan lagi.
Jadi kalau aku boleh saran, janganlah terlalu mendewakan nilai. Bukan karena aku termasuk pelajar dengan nilai pas-pasan, tapi lebih karena aku turut prihatin. Seseorang dengan nilai buruk, tidak berarti dia akan hancur kehidupannya. Pengusaha nomor satu dunia, belum tentu selalu bernilai baik. Presiden SBY pun, tidak selalu jadi bintang kelas kan?
Asal tahu saja, di dunia nyata, bukan nilai ujian yang dilihat orang. Bukan ranking, juga bukan IP. Yang dilihat adalah kemampuan. Skill ! Bukan scoring!
So, jangan takut kalau memang nilaimu jelek. Kemungkinan terburuk apa sih yang akan terjadi? Rapor merah? Ya sudah, perbaikilah. Kalau jatuh, tinggal bangun lagi kan?!
Salam.
nb : maaf jika ada yang tersinggung :P peace !
Label:
Sebait Kata
Thursday, April 4, 2013
WELCOME APRIL !!
Okay, I'll be better in every good things. No more crying at night, stay strong w/ everything, and never walk away from You, my Great Allah SWT.
So please April, be nice :D Aamiin
So please April, be nice :D Aamiin
Label:
ME
Masa Lalu dan Aku
Selamat malam...
Beberapa menit yang lalu, baruuu saja, aku teringat akan sesuatu. Atau lebih tepatnya, seseorang. Jika ditanya siapa, bisa dibilang dia adalah gebetan yang sebenarnya aku harapkan menjadi pacar. Tapi takdir berkata lain. Huhu... Sosoknya terlintas setelah aku mendengar sebuah lagu dari Regina Spektor yang judulnya The Call. Itu lagu soundtrack film keren, Narnia.
Well, sedikit membuka luka lama memang, tapi aku senang, aku tidak kehilangan kenangan itu. Kebanyakan orang mungkin akan menyangkal jika tiba-tiba teringat sosok dari masa lalunya. Tapi kalau menurutku, justru itu tidak bagus. Jangan menghilangkan kenangan, tidak memikirkannya, baru tidak apa-apa.
Setiap orang berhak memiliki 3 fase dalam kehidupan. Lalu, sekarang, dan nanti. Saat ini, kita sedang menjalani masa yang kedua. Right? Dan, sebelumnya, kita punya banyak hal dibelakang. Di masa lalu. Kalau orang bertanya, pentingkah peristiwa-peristiwa di masa lalu? Hahaha, kalau tidak penting, untuk apa ada pelajaran sejarah? Mana muncul teori evolusi Darwin? Asal usul kita, ya di masa lalu. Siapa kita sekarang, atau nanti, tergantung apa yang kita lakukan sebelumnya.
Saat kita merasa perlu membuka lembaran baru untuk kehidupan kita, semisal setelah terjadi peristiwa buruk, bukan berarti kita harus menghapus dan menghilangkan lembar-lembar sebelumnya. Bukan pula kita harus menyimpan lembaran itu dengan bersumpah tidak akan menyentuhnya sampai kapanpun. Cukup tindihi dengan lembaran baru, dan sesekali bukalah untuk mencari pelajaran. Biarkan lembaran-lembaran itu tetap menyatu dalam dalam satu buku. Yakni Kehidupan. Sampai nanti, lembaran buku itu habis. Dan kita berpindah ke kehidupan selanjutnya, dengan membawa buku baru.
Jika mengaitkan dengan postingan sebelumnya tentang cinta, cukup banyak kasusnya. Kita putus, lalu bersusah payah membuang kenangan tentang mantan. Buang boneka, hapus nomer HP, block akun jejaring sosial, sampai membakar foto-foto saat masih bersama.
What is that for? Apa tujuannya?
Mencegah supaya bayang-bayang mantan tidak muncul kembali? Mempermudah melupakannya?
Kita bakar orangnya sekalipun (untuk yang ini hanya hiperbolis), kita tidak akan bisa menghilangkan dia dari hidupmu. Semua sudah tertulis di buku Kehidupan. Dan angin bisa kapan saja membalik kembali kenangan-kenangan itu, pada orang amnesia sekalipun. Why? Karena Tuhan ingin menunjukkan, ada hal berharga disana. Ada hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi pada hidup kita.
Aku bukan membela diri. Karena sebenarnya, sampai sekarang pun aku masih memiliki seseorang yang tidak bisa terlupakan. Awalnya mungkin aku akan berusaha menampik. Tapi lama-kelamaan aku tahu itu percuma. Sangat tidak berguna.
Jika kita bisa lebih bijaksana, ayo pikirkan, kenangan itu tidak selalu menyedihkan bukan? Bisa menghibur juga malah. Atau, untuk orang yang oportunistik, masa lalu bisa dijadikan nominal uang. Lewat lagu, buku, atau motivasi.
Jangan takut membuka lembaran lama, tidak akan mengubahmu menjadi zombie, tentu saja xD Well, anggap saja ada uang terselip di sela-sela lembaran itu. Suka atau tidak, kita pasti ingin mengambilnya. Dan sengaja ataupun tidak, kita akan berhadapan dengan masa lalu.
Andai kita mau berpikir positif, mungkin akan muncul rasa lega, karena kita mampu melalui masa-masa sulit. Akan muncul rasa bangga dengan langkah-langkah baik yang telah kita ambil. Serta rasa syukur, atas kesempatan untuk sadar, dan mengevaluasi diri kita, untuk lembar masa depan nanti.*
Beberapa menit yang lalu, baruuu saja, aku teringat akan sesuatu. Atau lebih tepatnya, seseorang. Jika ditanya siapa, bisa dibilang dia adalah gebetan yang sebenarnya aku harapkan menjadi pacar. Tapi takdir berkata lain. Huhu... Sosoknya terlintas setelah aku mendengar sebuah lagu dari Regina Spektor yang judulnya The Call. Itu lagu soundtrack film keren, Narnia.
Well, sedikit membuka luka lama memang, tapi aku senang, aku tidak kehilangan kenangan itu. Kebanyakan orang mungkin akan menyangkal jika tiba-tiba teringat sosok dari masa lalunya. Tapi kalau menurutku, justru itu tidak bagus. Jangan menghilangkan kenangan, tidak memikirkannya, baru tidak apa-apa.
Setiap orang berhak memiliki 3 fase dalam kehidupan. Lalu, sekarang, dan nanti. Saat ini, kita sedang menjalani masa yang kedua. Right? Dan, sebelumnya, kita punya banyak hal dibelakang. Di masa lalu. Kalau orang bertanya, pentingkah peristiwa-peristiwa di masa lalu? Hahaha, kalau tidak penting, untuk apa ada pelajaran sejarah? Mana muncul teori evolusi Darwin? Asal usul kita, ya di masa lalu. Siapa kita sekarang, atau nanti, tergantung apa yang kita lakukan sebelumnya.
Saat kita merasa perlu membuka lembaran baru untuk kehidupan kita, semisal setelah terjadi peristiwa buruk, bukan berarti kita harus menghapus dan menghilangkan lembar-lembar sebelumnya. Bukan pula kita harus menyimpan lembaran itu dengan bersumpah tidak akan menyentuhnya sampai kapanpun. Cukup tindihi dengan lembaran baru, dan sesekali bukalah untuk mencari pelajaran. Biarkan lembaran-lembaran itu tetap menyatu dalam dalam satu buku. Yakni Kehidupan. Sampai nanti, lembaran buku itu habis. Dan kita berpindah ke kehidupan selanjutnya, dengan membawa buku baru.
Jika mengaitkan dengan postingan sebelumnya tentang cinta, cukup banyak kasusnya. Kita putus, lalu bersusah payah membuang kenangan tentang mantan. Buang boneka, hapus nomer HP, block akun jejaring sosial, sampai membakar foto-foto saat masih bersama.
What is that for? Apa tujuannya?
Mencegah supaya bayang-bayang mantan tidak muncul kembali? Mempermudah melupakannya?
Kita bakar orangnya sekalipun (untuk yang ini hanya hiperbolis), kita tidak akan bisa menghilangkan dia dari hidupmu. Semua sudah tertulis di buku Kehidupan. Dan angin bisa kapan saja membalik kembali kenangan-kenangan itu, pada orang amnesia sekalipun. Why? Karena Tuhan ingin menunjukkan, ada hal berharga disana. Ada hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi pada hidup kita.
Aku bukan membela diri. Karena sebenarnya, sampai sekarang pun aku masih memiliki seseorang yang tidak bisa terlupakan. Awalnya mungkin aku akan berusaha menampik. Tapi lama-kelamaan aku tahu itu percuma. Sangat tidak berguna.
Jika kita bisa lebih bijaksana, ayo pikirkan, kenangan itu tidak selalu menyedihkan bukan? Bisa menghibur juga malah. Atau, untuk orang yang oportunistik, masa lalu bisa dijadikan nominal uang. Lewat lagu, buku, atau motivasi.
Jangan takut membuka lembaran lama, tidak akan mengubahmu menjadi zombie, tentu saja xD Well, anggap saja ada uang terselip di sela-sela lembaran itu. Suka atau tidak, kita pasti ingin mengambilnya. Dan sengaja ataupun tidak, kita akan berhadapan dengan masa lalu.
Andai kita mau berpikir positif, mungkin akan muncul rasa lega, karena kita mampu melalui masa-masa sulit. Akan muncul rasa bangga dengan langkah-langkah baik yang telah kita ambil. Serta rasa syukur, atas kesempatan untuk sadar, dan mengevaluasi diri kita, untuk lembar masa depan nanti.*
The end of March, 21.55 p.m
Label:
Sebait Kata
Friday, March 22, 2013
GEMBELIA
Kalau ini sudah agak ahli. Belajar dari pengalaman :) Dan ada saya yang kelihatan paling jelek. Kayak -..- |
@INBOX Photo Box - MOG
Saturday, March 9th 2013
Label:
ME
Friday, March 8, 2013
Bukan Salah Cinta
Selamat datang cinta, you are the topic today ...
Hmm, bicara soal cinta (kalau d-bagindaz nulisnya C.I.N.T.A), siapa sih yang nggak tahu? Manusia buta, tuli, sekaligus bisu pun, pasti mengetahui perasaan itu. Walaupun tidak bisa melafadzkannya.
Katika ada pertanyaan,
apakah cinta itu?
c'est quoi l'amour?
what is love?
qué es el amor?
Ai to wa nanidesu ka?
was ist Liebe?
opo iku tresna?
Apayang akan keluar dari mulut kita?
Pertama-tama saya mungkin akan tertawa. Karena itu adalah pertanyaan yang sangat klasik, yang bahkan pithecanthropus erectus saja tahu. Masalahnya, belum ada satu definisi pun yang bisa dijadikan jawaban paten mengenai pengertian cinta. Banyak sekali pemikiran-pemikiran yang kadang-kadang sangat saling bertolak belakang. "Cinta itu gila", "cinta itu surga dunia", "cinta itu tai", "cinta itu perasaan saling menyayangi saat suka dan duka dimana tidak akan pernah hilang sampai ajal menjemput dan memisahkan pasangan yang ... bla bla bla"
Semua mendeskripsikan apa itu cinta dari sudut pandangnya sendiri. Begitu pula proses percintaan itu. Subyektif. Tergantung penikmatnya. Seseorang yang luas pemikirannya, akan menganggap diputus pacar adalah sebuah pelajaran, dimana dia diminta untuk sabar dan siap untuk bangkit setelah jatuh. Tapi untuk orang yang sempit pemikirannya, pacar selingkuh saja sudah mau bunuh diri. Apa itu??
Si A menyetir dirinya untuk menjauhi cinta, untuk tidak jatuh cinta. Dia mencela orang lain yang jelas-jelas menikmatinya. Sebenarnya bukan cinta yang salah, tapi dia! Dia yang menanmkan dalam pikirannya bahwa cinta itu rumit, menyakitkan, penuh kebohongan. Karena mungkin memang itu yang ia lihat disekitarnya saat itu. Tapi itulah, pemikirannya sempit. Ia tidak mengizinkan sisi positif cinta memasuki jiwa dan pikirannya. Seolah seluruh ruang diisi oleh keburukan-keburukan cinta.
Si B berbeda, walaupun ia sering terluka oleh cinta, ia tidak membatasi dirinya tentang kebaikan-kebaikan cinta. Ia percaya, ketika ada senang, pasti ada sedih. Dibalik rasa sakit dikhianati, ada rasa bangga karena dipahami. Satu senyum saja, bagi orang seperti si B, sudah merupakan kebahagiaan.
Jadi kalau dipikir-pikir, kenapa begitu banyak orang mengatakan cinta itu tai, karena proses perjalanan cinta yang pernah mereka lihat atau jalani sudah salah. Kalau tidak segera memperbaiki persepsi, bisa-bisa akan muncul sindrom LOVEPHOBIA dimana-mana. Berkurang lagi jumlah manusia yang bisa dipacari (modus).
Tapi guys, kalian boleh sekarang mengatakan cinta itu tidak penting. Tapi camkan dalam diri kita, kalau cinta itu tidak penting dan tidak perlu ada, "mengapa Tuhan masih membiarkan kita hidup?" "bagaimana bisa kita terlahir tanpa cinta dari orang tua? "dan bayangkan apa yang bisa terjadi jika tak ada cinta di bumi."
so come on,
if you failed in love, try again !
if you fall down, snap out of it !
if you worried, believe that you'll always find your way back home
and if you aren't believing in LOVE,
please believe !
Hmm, bicara soal cinta (kalau d-bagindaz nulisnya C.I.N.T.A), siapa sih yang nggak tahu? Manusia buta, tuli, sekaligus bisu pun, pasti mengetahui perasaan itu. Walaupun tidak bisa melafadzkannya.
Katika ada pertanyaan,
apakah cinta itu?
c'est quoi l'amour?
what is love?
qué es el amor?
Ai to wa nanidesu ka?
was ist Liebe?
opo iku tresna?
Apayang akan keluar dari mulut kita?
Pertama-tama saya mungkin akan tertawa. Karena itu adalah pertanyaan yang sangat klasik, yang bahkan pithecanthropus erectus saja tahu. Masalahnya, belum ada satu definisi pun yang bisa dijadikan jawaban paten mengenai pengertian cinta. Banyak sekali pemikiran-pemikiran yang kadang-kadang sangat saling bertolak belakang. "Cinta itu gila", "cinta itu surga dunia", "cinta itu tai", "cinta itu perasaan saling menyayangi saat suka dan duka dimana tidak akan pernah hilang sampai ajal menjemput dan memisahkan pasangan yang ... bla bla bla"
Semua mendeskripsikan apa itu cinta dari sudut pandangnya sendiri. Begitu pula proses percintaan itu. Subyektif. Tergantung penikmatnya. Seseorang yang luas pemikirannya, akan menganggap diputus pacar adalah sebuah pelajaran, dimana dia diminta untuk sabar dan siap untuk bangkit setelah jatuh. Tapi untuk orang yang sempit pemikirannya, pacar selingkuh saja sudah mau bunuh diri. Apa itu??
Si A menyetir dirinya untuk menjauhi cinta, untuk tidak jatuh cinta. Dia mencela orang lain yang jelas-jelas menikmatinya. Sebenarnya bukan cinta yang salah, tapi dia! Dia yang menanmkan dalam pikirannya bahwa cinta itu rumit, menyakitkan, penuh kebohongan. Karena mungkin memang itu yang ia lihat disekitarnya saat itu. Tapi itulah, pemikirannya sempit. Ia tidak mengizinkan sisi positif cinta memasuki jiwa dan pikirannya. Seolah seluruh ruang diisi oleh keburukan-keburukan cinta.
Si B berbeda, walaupun ia sering terluka oleh cinta, ia tidak membatasi dirinya tentang kebaikan-kebaikan cinta. Ia percaya, ketika ada senang, pasti ada sedih. Dibalik rasa sakit dikhianati, ada rasa bangga karena dipahami. Satu senyum saja, bagi orang seperti si B, sudah merupakan kebahagiaan.
Jadi kalau dipikir-pikir, kenapa begitu banyak orang mengatakan cinta itu tai, karena proses perjalanan cinta yang pernah mereka lihat atau jalani sudah salah. Kalau tidak segera memperbaiki persepsi, bisa-bisa akan muncul sindrom LOVEPHOBIA dimana-mana. Berkurang lagi jumlah manusia yang bisa dipacari (modus).
Tapi guys, kalian boleh sekarang mengatakan cinta itu tidak penting. Tapi camkan dalam diri kita, kalau cinta itu tidak penting dan tidak perlu ada, "mengapa Tuhan masih membiarkan kita hidup?" "bagaimana bisa kita terlahir tanpa cinta dari orang tua? "dan bayangkan apa yang bisa terjadi jika tak ada cinta di bumi."
so come on,
if you failed in love, try again !
if you fall down, snap out of it !
if you worried, believe that you'll always find your way back home
and if you aren't believing in LOVE,
please believe !
Label:
Sebait Kata
Thursday, March 7, 2013
Ayo Buat Leaflet Sederhana
Hey, sekedar berbagi saja. Beberapa hari yang lalu saya dapet tugas bikin leaflet tentang obat-obatan Anti TB (Tuberculosis). Sengaja mau di posting disini, siapa tahu bermanfaat untuk orang lain :)
Lagi, ini pakai MO Publisher. Gampang banget dibuat.
Guys, jangan khawatir. Di MO Publisher ini, sudah ada berbagai macam layout. Mulai dari brosur, poster, kartu, dan banyak lagi. Kita tinggal ubah-ubah posisi dan nambahin materi yang ingin disampaikan.
Jadi, nggak ada alasan lagi ya buat nggak bisa kreatif :)
Selamat berkreasi ...
Lagi, ini pakai MO Publisher. Gampang banget dibuat.
tampak depan |
tampak belakang |
Jadi, nggak ada alasan lagi ya buat nggak bisa kreatif :)
Selamat berkreasi ...
Label:
Education
Yogyakarta's Photo Gallery
Borobudur Temple. Is that a good sheath? |
Eating Gudeg, the sweetest main course we ever tasted |
Parangtritis Beach, Yogyakarta |
Night at Malioboro |
Walk around Malioboro |
Old city, so classic |
Label:
Holiday
What children want
Pernah tahu puisi ini?
Anakmu bukanlah anakmu.
Mereka adalah putra putri kehidupan terhadap dirinya sendiri
Mereka terlahir lewat dirimu namun tidak berasal dari dirimu
Dan meskipun mereka bersamamu mereka bukan milikmu
Kau boleh memberi mereka cintamu tapi bukan pemikiranmu
Sebab mereka memiliki pemikiran sendiri
Kau bisa memelihara tubuh mereka namun bukan jiwa mereka
Sebab jiwa mereka tinggal di rumah masa depan, yang takkan bisa kau datangi, bahkan dalam mimpimu
Kau boleh berusaha menjadi seperti mereka, namun jangan menjadikan mereka seperti kamu.
Sebab kehidupan tidak bergerak mundur dan tidak tinggal bersama hari kemarin
.....
Sebuah puisi dari Kahlil Gibran yang berbicara tentang anak.
Jika dipikir secara logika, itu benar sekali.
Anak memiliki hidupnya sendiri, dan hidupnya itu berada ditangannya. Bukan pada perintah orang tua, bukan pada amarah-amarah orang tua, bukan pada keputusan orang tua.
Sayangnya, terkadang orang tua tidak mengerti hal itu. Mereka bicara ini itu, menyalahkan sikap dan perilaku anak, tanpa mereka pernah mengatakan "Oh iya, maaf, Bapak kadang juga begitu"
Anak harus menghormati orang tua, betul !
Anak harus patuh pada orang tua, memang !
Tapi anak, tetaplah anak ! Mereka bukan dirimu, Pak, Bu !
Biarkan mereka menjalani semua fase kehidupannya.
Senang, sedih, susah, jatuh, bangkit, rapuh, bingung, sukses.
Mereka bukan pembantumu, juga bukan majikanmu.
Mereka hanyalah seorang anak,
seorang anak yang berhak menulis takdirnya bersama Tuhan.
Bukankah anak terlahir untuk merangkai sendiri kehidupannya?
Selalu ingatlah orang tua, ketika kau berpikir
"Aku melakukan semuanya untuk kebaikan anakku"
Mereka berbeda denganmu, apa yang baik bagimu, belum tentu baik untuknya.
Dan yakinilah, merekapun akan selalu mengingatmu dalam setiap langkahnya. Memperhitungkan banyak hal untukmu,
dan Tuhan, pasti menjaga mereka.
Anakmu bukanlah anakmu.
Mereka adalah putra putri kehidupan terhadap dirinya sendiri
Mereka terlahir lewat dirimu namun tidak berasal dari dirimu
Dan meskipun mereka bersamamu mereka bukan milikmu
Kau boleh memberi mereka cintamu tapi bukan pemikiranmu
Sebab mereka memiliki pemikiran sendiri
Kau bisa memelihara tubuh mereka namun bukan jiwa mereka
Sebab jiwa mereka tinggal di rumah masa depan, yang takkan bisa kau datangi, bahkan dalam mimpimu
Kau boleh berusaha menjadi seperti mereka, namun jangan menjadikan mereka seperti kamu.
Sebab kehidupan tidak bergerak mundur dan tidak tinggal bersama hari kemarin
.....
Sebuah puisi dari Kahlil Gibran yang berbicara tentang anak.
Jika dipikir secara logika, itu benar sekali.
Anak memiliki hidupnya sendiri, dan hidupnya itu berada ditangannya. Bukan pada perintah orang tua, bukan pada amarah-amarah orang tua, bukan pada keputusan orang tua.
Sayangnya, terkadang orang tua tidak mengerti hal itu. Mereka bicara ini itu, menyalahkan sikap dan perilaku anak, tanpa mereka pernah mengatakan "Oh iya, maaf, Bapak kadang juga begitu"
Anak harus menghormati orang tua, betul !
Anak harus patuh pada orang tua, memang !
Tapi anak, tetaplah anak ! Mereka bukan dirimu, Pak, Bu !
Biarkan mereka menjalani semua fase kehidupannya.
Senang, sedih, susah, jatuh, bangkit, rapuh, bingung, sukses.
Mereka bukan pembantumu, juga bukan majikanmu.
Mereka hanyalah seorang anak,
seorang anak yang berhak menulis takdirnya bersama Tuhan.
Bukankah anak terlahir untuk merangkai sendiri kehidupannya?
Selalu ingatlah orang tua, ketika kau berpikir
"Aku melakukan semuanya untuk kebaikan anakku"
Mereka berbeda denganmu, apa yang baik bagimu, belum tentu baik untuknya.
Dan yakinilah, merekapun akan selalu mengingatmu dalam setiap langkahnya. Memperhitungkan banyak hal untukmu,
dan Tuhan, pasti menjaga mereka.
Pencarian Jalan (mencoba)
Jika kau menilaiku berlebihan, memang benar
Jika kau melihat kegalauanku, kau tidak buta
Jika kau berpikir aku gila, mungkin iya
Tapi kau tidak akan bisa melihat, mendengar , atau merasakan
kebingungan diri ini.
Seberapa jauh kau mencoba, tidak akan bisa
Kucoba untuk memasukinya,
mengajaknya bersahabat,
membantunya memilih jalan,
tapi sungguhlah sulit.
Aku sendiri tak mampu mengendalikannya.
Perasaan ini, semakin jauh membawaku
pergi dari dunia indahku.
Tak tahu akan mengantarku kemana, tak tahu harus bagaimana
Sesulit inikah mencintaimu?
Jika kau melihat kegalauanku, kau tidak buta
Jika kau berpikir aku gila, mungkin iya
Tapi kau tidak akan bisa melihat, mendengar , atau merasakan
kebingungan diri ini.
Seberapa jauh kau mencoba, tidak akan bisa
Kucoba untuk memasukinya,
mengajaknya bersahabat,
membantunya memilih jalan,
tapi sungguhlah sulit.
Aku sendiri tak mampu mengendalikannya.
Perasaan ini, semakin jauh membawaku
pergi dari dunia indahku.
Tak tahu akan mengantarku kemana, tak tahu harus bagaimana
Sesulit inikah mencintaimu?
Label:
Puisi
Friday, February 15, 2013
Hati yang Bersuara
Di tengah kerumunan orang ini, aku menyandarkan diri pada keadaan. Berusaha menerima dan menjalani setiap rencana yang dituliskan untukku. Sedih memang kadang menyergap, mempertanyakan, apa yang membuat Tuhan membawaku ke jalan ini. Mempertanyakan, apakah orang lain juga sempat merasakan apa yang kurasakan. Kasih sayang yang tak pernah penuh, cina yang tak terbalas, dan mimpi yang sepertinya hanya berhenti dibatas angan-angan.
Berbagai pikiran positif memutari kepalaku.
'Itu karena Tuhan menyayangimu'
'Kau hanya membatasi pikiranmu'
'Semua akan indah pada waktunya'
Tak ada yang bisa menghiburku. Semua klasik. Orang-orang disekitarku pun, mungkin tak melihatku. Mereka hanya melihat keberadaanku secara fisik, tapi tidak hati dan pikiranku. Why? Karena memang aku merasa tidak disini. Aku merasa jiwaku pergi jauh. Berusaha mencari ketenangan, sampai tersesat entah kemana.
Hiperbolis kah menurutmu? Terserah.
Aku tak berharap aku sukses melalui ini, karena akan datang lagi kegusaran di lain waku. Aku tak berharap seseorang membantuku menjalani kehidupanku, karena siapa yang tahu esok dia masih bersamaku. Aku hanya ingin dikuatkan. Disabarkan. Dan dimudahkan.
Bukan oleh siapapun. Hanya olehMu, Tuhan.
Berbagai pikiran positif memutari kepalaku.
'Itu karena Tuhan menyayangimu'
'Kau hanya membatasi pikiranmu'
'Semua akan indah pada waktunya'
Tak ada yang bisa menghiburku. Semua klasik. Orang-orang disekitarku pun, mungkin tak melihatku. Mereka hanya melihat keberadaanku secara fisik, tapi tidak hati dan pikiranku. Why? Karena memang aku merasa tidak disini. Aku merasa jiwaku pergi jauh. Berusaha mencari ketenangan, sampai tersesat entah kemana.
Hiperbolis kah menurutmu? Terserah.
Aku tak berharap aku sukses melalui ini, karena akan datang lagi kegusaran di lain waku. Aku tak berharap seseorang membantuku menjalani kehidupanku, karena siapa yang tahu esok dia masih bersamaku. Aku hanya ingin dikuatkan. Disabarkan. Dan dimudahkan.
Bukan oleh siapapun. Hanya olehMu, Tuhan.
Label:
Puisi
City of Romance
Hi, here we go again :D
Beberapa hari kemarin saya sempat berlibur ke kota romance, Yogyakarta bareng beberapa sahabat. Well, empat hari lumayan cukup lah untuk menjelajahi seluk beluk kota Gudeg ini. Mulai dari nyobain gudeg (yang sejujurnya saya gak suka), belanja di Malioboro, nongkrong dan makan nasi kucing di pinggir jalan malem-malem, sampai memenuhi handphone dengan foto-foto kita. Maklum ababil, jadi kemana dikit foto, kemana dikit foto.
Karena ini termasuk liburan paling jauh yang pernah saya jalani, buanyak banget momen-momen yang pastinya nggak akan terlupakan. Salah satunya adalah DITILANG PAK POLISI !!! Padahal kita baru berangkat bo', eh udah harus keluar duit banyak -_- dasar terkutuk. Apalagi kita tuh nggak salah !! Bener deh ! Cuma gak punya SIM doang :o
Alhasil, dua mobil kita digiring deh ke pos pantau di perbatasan Ngawi-Sragen :(
Well, but that's okay. Maybe we'll gonna be good person who charitable to that f**k police.
And, this is what we got from the beautiful city, Yogyakarta :D
Beberapa hari kemarin saya sempat berlibur ke kota romance, Yogyakarta bareng beberapa sahabat. Well, empat hari lumayan cukup lah untuk menjelajahi seluk beluk kota Gudeg ini. Mulai dari nyobain gudeg (yang sejujurnya saya gak suka), belanja di Malioboro, nongkrong dan makan nasi kucing di pinggir jalan malem-malem, sampai memenuhi handphone dengan foto-foto kita. Maklum ababil, jadi kemana dikit foto, kemana dikit foto.
Karena ini termasuk liburan paling jauh yang pernah saya jalani, buanyak banget momen-momen yang pastinya nggak akan terlupakan. Salah satunya adalah DITILANG PAK POLISI !!! Padahal kita baru berangkat bo', eh udah harus keluar duit banyak -_- dasar terkutuk. Apalagi kita tuh nggak salah !! Bener deh ! Cuma gak punya SIM doang :o
Alhasil, dua mobil kita digiring deh ke pos pantau di perbatasan Ngawi-Sragen :(
Well, but that's okay. Maybe we'll gonna be good person who charitable to that f**k police.
And, this is what we got from the beautiful city, Yogyakarta :D
Label:
Holiday
Sunday, January 20, 2013
Mencoba Bangkit
Dari cinta yang telah pergi,
dan harapan yang tenggelam.
Aku berdiri,
beranjak dari singgasana yang temaram.
Menatap dunia
yang mungkin sulit
untuk diminta bersahabat
Aku tahu itu.
Sangat tahu.
Akan kucoba untuk memahami
Sampai nanti dunia akan kuhadapi.
Label:
Puisi
Suatu Kondisi dimana ...
Kebingungan ini...
melanda sejauh hari
tak terhenti, tak mati
Kebingungan ini...
adalah kondisi,
buruknya situasi
Rasa hati bergelut dan bertarung
diantara pilihan yang terus meraung-raung
Bingung...
Tak ada kawan,
namun begitu banyak lawan
Bahagia, hilang...
diambil alih kegalauan yang terus menang
Dimanakah pikiran positif?
yang seharusnya berperan aktif
Kebingungan ini,
mungkinkah membunuhku?
melanda sejauh hari
tak terhenti, tak mati
Kebingungan ini...
adalah kondisi,
buruknya situasi
Rasa hati bergelut dan bertarung
diantara pilihan yang terus meraung-raung
Bingung...
Tak ada kawan,
namun begitu banyak lawan
Bahagia, hilang...
diambil alih kegalauan yang terus menang
Dimanakah pikiran positif?
yang seharusnya berperan aktif
Kebingungan ini,
mungkinkah membunuhku?
Label:
Puisi
Yang Tinggi dan Yang Tersembunyi
Bertanya soal kesejahteraan,
tanyakan pada mereka pengusaha metropolitan,
pejabat-pejabat negara,
selebriti ibukota.
Bertanya soal kesenangan,
tanyakan pada remaja-remaja penakluk malam,
penyaji dan konsumen nikmat sesaat,
serta pecinta barang haram.
Akan kau temukan banyak jawaban dari mereka,
ungkapan penuh kesombongan, penuh kemenangan.
Keceriaan manusia yang tengah tersesat.
Tapi jika kau bertanya soal penderitaan,
tanyakan pada mereka para penghuni kotak kardus,
pada anak-anak perbatasan,
para pengais sampah perkotaan,
dan korban keganasan alam.
Takkan ada yang mampu diutarakannya sebagai jawaban,
mereka terdiam, takut akan keadaan.
Hanya tangis duka, menggema dalam lara.
tanyakan pada mereka pengusaha metropolitan,
pejabat-pejabat negara,
selebriti ibukota.
Bertanya soal kesenangan,
tanyakan pada remaja-remaja penakluk malam,
penyaji dan konsumen nikmat sesaat,
serta pecinta barang haram.
Akan kau temukan banyak jawaban dari mereka,
ungkapan penuh kesombongan, penuh kemenangan.
Keceriaan manusia yang tengah tersesat.
Tapi jika kau bertanya soal penderitaan,
tanyakan pada mereka para penghuni kotak kardus,
pada anak-anak perbatasan,
para pengais sampah perkotaan,
dan korban keganasan alam.
Takkan ada yang mampu diutarakannya sebagai jawaban,
mereka terdiam, takut akan keadaan.
Hanya tangis duka, menggema dalam lara.
Label:
Puisi
Kebingungan
Kebingungan ini...
melanda sejauh hari
tak terhenti, tak mati
Kebingungan ini...
adalah kondisi,
buruknya situasi
Rasa hati bergelut dan bertarung
diantara pilihan yang terus meraung-raung
Bingung...
Tak ada kawan,
namun begitu banyak lawan
Bahagia, hilang...
diambil alih kegalauan yang terus menang
Dimanakah pikiran positif?
yang seharusnya berperan aktif
Kebingungan ini,
mungkinkah membunuhku?
melanda sejauh hari
tak terhenti, tak mati
Kebingungan ini...
adalah kondisi,
buruknya situasi
Rasa hati bergelut dan bertarung
diantara pilihan yang terus meraung-raung
Bingung...
Tak ada kawan,
namun begitu banyak lawan
Bahagia, hilang...
diambil alih kegalauan yang terus menang
Dimanakah pikiran positif?
yang seharusnya berperan aktif
Kebingungan ini,
mungkinkah membunuhku?
Label:
Puisi
Thursday, January 10, 2013
Subscribe to:
Posts (Atom)